Ahad 14 Oct 2018 06:30 WIB

Senapati Nusantara Luncurkan Buku Saku tentang Keris

Buku saku agar anak-anak tahu sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam pusaka.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi keris dan senjata pusaka atau tosan aji.
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Ilustrasi keris dan senjata pusaka atau tosan aji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senapati Nusantara sebagai organisasi penggerak budaya tosan aji atau senjata pusaka secara nasional menerbitkan buku saku berjudul "Bahan Ajar Keris". Sekretaris Jenderal Senapati Nusantara Hasto Kristiyanto mengatakan, peluncuran buku saku itu agar anak-anak tahu sejarah dan proses nilai-nilai yang terkandung dalam tosan aji.

“Kita harus bangga dengan jati diri bangsa. Buku saku ini akan diterjemahkan ke bahasa Inggris, sehingga bisa menjadi suvenir bagi turis mancanegara," ujar Hasto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (13/10).

Ia menerangkan, Presiden Joko Widodo memberi dukungan penuh terhadap kegiatan yang menghormati kebudayaan. Kebijakan itu bertujuan meningkatkan rasa cinta Tanah Air. 

Menurut Hasto, UNESCO pun mengakui keris pusaka Indonesia sebagai warisan budaya dunia yang memiliki nilai filosofis tinggi. “Kalau kita menggunakan keris tidak hanya sebagai sebuah senjata, tetapi sebuah karya kebudayaan," kata Hasto Kristiyanto saat menghadiri pameran dan sarasehan tosan aji di kaki Gunung Telomoyo, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.

Acara yang digelar Pemerintah Kabupaten Magelang itu dihadiri Bupati Magelang Zainal Arifin serta para pegiat keris dari Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hasto juga menjelaskan, untuk mengembangkan dan melestarikan keris, Senapati Nusantara pads awal Oktober 2018 melakukan audiensi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Muhadjir Effendy.

"Dengan merawat tosan aji dan mengembangkan seluruh karya leluhur bangsa lainnya maka akan muncul kerendahan hati dan pengakuan kepada Sang Maha Pencipta betapa kita diberi karunia luar biasa," kata sekjen DPP PDI Perjuangan itu.

Hasto menerangkan, Sumenep Madura disebut sebagai kota keris karena setiap hari bisa memproduksi 7.000 keris. Sebagian besar keris itu diekspor ke mancanegara. Senapati Nusantara mendukung langkah pemerintah membangun museum keris di Sumenep.

Hasto menambahkan, kepedulian pemerintah terhadap kekayaan budaya Nusantara terbukti dalam tiga pagelaran bersifat internasional terakhir ini. "Kita harus bangga dengan kebudayaan kita sendiri," kata dia.

Bupati Zainal Arifin mengatakan, tugas seluruh elemen bangsa mengenali, mencintai, dan melestarikan budaya bangsa. "Mari kenali, cintai, dan lestarikan budaya bangsa, termasuk tosan aji. Tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia kaya khazanah budaya," ucap dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement