Sabtu 13 Oct 2018 16:23 WIB

Tanpa Program KB, Jumlah Penduduk Indonesia Capai 500 Juta

Laju pertumbuhan penduduk bisa dikendalikan hingga kini angkanya 265 juta jiwa.

Plt kepala BKKBN Sigit Priohutomo, (kaos putih di tengah) dengan Penyuluh KB, Kader KB dan Tenaga Pendamping Desa Cikancana, Kabupaten Cianjur.
Foto: dok. BKKBN
Plt kepala BKKBN Sigit Priohutomo, (kaos putih di tengah) dengan Penyuluh KB, Kader KB dan Tenaga Pendamping Desa Cikancana, Kabupaten Cianjur.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Tanpa program Keluarga Berencana yang digagas sejak 1971, penduduk Indonesia bisa mencapai 500 juta. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia nomor urut ketiga di dunia negara dengan penduduk terbanyak.

"Berkat keberhasilan program Keluarga Berencana, laju pertumbuhan bisa dikendalikan dan penduduk Indonesia saat ini berkisar 265 juta," kata Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sigit Priohutomo, saat Peringatan Hari Kontrasepsi se-Dunia 2018 di Lapangan Astana Japura, Kabupaten Cirebon, Sabtu.

Sigit menjelaskan, tantangan Indonesia ke depan adalah menyiapkan angkatan kerja yang berkualitas untuk menyongsong bonus demografi. Saat ini, Program KB tidak hanya mengejar orang menggunakan kontrasepsi tetapi menyiapkan generasi yang lebih sehat dan cerdas.

Oleh karena itu, orang tua perlu memperhatikan gizi wanita hamil dan anak pada usia 1.000 hari pertama dari kelahiran. "Ini penting agar perkembangan otak di janin dan saat 1.000 hari pertama tumbuh sempurna dan mencegah kekerdilan atau stunting," katanya.

Sigit juga mengajak akseptor KB menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), seperti IUD, yang bisa digunakan lima dan implan yang bisa digunakan tiga tahun.

"Alat kontrasepsi yang sederhana itu banyak gagalnya, karena faktor lupa, sehingga saya sarankan menggunakan kontrasepsi MKJP agar pengaturan kelahiran tercapai," katanya pada acara yang bertema "Kesehatan Reproduksi untuk Keluarga Terencana Menuju Indonesia Sejahtera".

Sebelumnya Sekda Jabar Dr Iwa Karniwa mengungkapkan, Jabar merupakan peringkat pertama jumlah penduduk di Indonesia dimana pada akhir Desember 2017 tercatat  48,04 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,39 persen dan angka kelahiran 2,4 anak.

"Artinya satu perempuan rata-rata mempunyai 2-3 anak. Ini artinya sudah ada kesadaran mengatur kelahiran," katanya.

Menurut Iwa, untuk memperkuat kesejahteraan dan ketahanan keluarga Pemprov Jabar menyiapkan 2.000 tenaga penggerak desa dan kelurahan serta 6.600 orang Tenaga Motivator Ketahanan keluarga (Motekar).

Pada acara itu, Sigit sempat melakukan dialog dengan siswa SD, Duta GenRe, kader penyuluh KB, dan tenaga penggerak desa. BKKBN juga menyerahkan hadiah bagi berbagai lomba tingkat nasional menyambut Hari Kontrasepsi Sedunia yang diperingati setiap tanggal 26 September.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement