Sabtu 13 Oct 2018 01:31 WIB

Kiai Ma'ruf Dijadwalkan Berbicara Tentang Islam di Singapura

Kiai Ma'ruf akan berbicara Islam dalam konteks hubungannya sebagai ulama dan pemimpin

Rep: Bayu Adji P/ Red: Gita Amanda
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin memberikan sambutan saat menghadiri penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) di Jakarta, Ahad (7/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin memberikan sambutan saat menghadiri penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) di Jakarta, Ahad (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pangurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masduki Baidlowi mengatakan, KH Ma'ruf Amin akan menghadiri sebuah seminar di Singapura. Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 itu mendapatkan undangan dari S Rajaratnam School of International Studies (RSIS) untuk berbicara mengenai Islam.

Ia mengatakan, pada 13-14 Oktober Kiai Ma'ruf akan melakukan kunjungan ke Yogyakarta. Setelah itu, pada 16-17 Oktober kiai Ma'ruf akan pergi ke Singapura.

"Diundang oleh RSIS, lembaga think tank di Singapura. Jadi Kiai diminta berbicara mengenai Islam moderat dan hubungan keharmonisan yang mesti dibangun di tingkat nasional mauoun regional di ASEAN," kata dia di kediaman Kiai Ma'ruf, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/10) malam.

Menurut dia, Kiai Ma'ruf akan berbicara mengenai Islam dalam konteks hubungannya sebagai ulama dan pemimpin. Sebab, saat ini Kiai Ma'ruf juga mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari kalangan ulama.

"Jadi orang-orang di Singapura ingin tahu pandangan Kiai. Apalagi, masalah agama dan kebangsaan itu sekarang banyak sekali didiskusikan. Banyak juga paham-paham yang tidak setuju dengan paham keagamaan dan kebangsaan yang kita anut," kata dia.

Karena itu, lanjut Masduki, Singapura merasa perlu mengundang Kiai Ma'ruf  untuk menjelaskan konsep Islam saat ini dan ke depannya. Ia mengatakan, cawapres Jokowi itu akan menjamin Indonesia akan tetap menjadi negara Islam yang moderat.

"Itulah yang disebut Islam wasathiyah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement