Jumat 12 Oct 2018 07:00 WIB

Dukungan NU ke Kiai Ma'ruf Bersifat Kultural

Kedatangan tokoh NU ke Kiai Ma'ruf tak mengatasnamakan organisasi.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Calon wakil presiden (cawapres) Ma'ruf Amin memberikan keterangan pers seusai bertemu dengan tokoh NU se-DKI Jakarta, di kediaman Ma'ruf Amin, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/10).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Calon wakil presiden (cawapres) Ma'ruf Amin memberikan keterangan pers seusai bertemu dengan tokoh NU se-DKI Jakarta, di kediaman Ma'ruf Amin, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Masduki Baidlowi menegaskan, dukungan yang diberikan Pengurus Wilayah NU (PWNU) DKI Jakarta kepada KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden (cawapres) tak bersifat struktural. Menurut dia, dukungan para tokoh NU dari Jakarta dan Kepulauan Seribu bersifat personal.

Ia mengatakan, Pengurus Besar NU (PBNU) dengan prinsip keorganisasiannya. "NU itu sama dengan Muhammadiyah menjaga jarak dengan kekuatan partai politik. Itulah sebabnya kiai sebagai Rais Aam mundur. Itu juga untuk membangun konsistensi," kata dia di kediaman kiai Ma'ruf, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/10) malam.

Karena itu, kedatangan tokoh NU ke kediaman kiai Ma'ruf tidak ada yang mengatasnamakan organisasi. Namun sebagai personal, kata dia, mereka tetap menggunakan haknya untuk menentukan dukungan.

Masduki menilai, dukungan itu merupakan hal yang wajar. Pasalnya, sebagai tokoh organisasi, mereka punya hak untuk bersuara dan mendukung calon tertentu.

Ihwal tokoh yang datang banyak yang terlihat dalam struktur PWNU DKI Jakarta, hal itu merupakan hal biasa. "Ya bisa saja. Tapi kan tidak otomatis mengatasnamakan struktur. Sebagai warga negara dia punya hak untuk melakukan langkah yang berkaitan dengan hak sebagai warga negara," ujar dia.

Ia mengatakan, dukungan ini timbul karena ada kekhawatiran berkembangnya ajaran Islam ekstrem di Indonesia. Namun, para tokoh itu percaya jika kiai Ma'ruf menjadi Wakil Presiden, gerakan tersebut bisa diminimalisir.

"Ada optimisme yang terbangun di antara mereka untuk bergerak,"

Masduki mengatakan, para tokoh itu nantinya akan secara otomatis mengkonsolidasikan massa dalam jaringan masing-masing. Dengan begitu, jaringan kultural NU dapat membangun negara dan mencegah ancaman gerakan Islam ekstrem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement