REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keseriusan Prabowo Subianto selaku capres nomor urut dua dipertanyakan. Ini setelah dia dikritik oleh politikus Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief yang tak lain adalah pendukung Prabowo sendiri.
Tudingan Andi disampaikan melalui akun twitternya, Jumat (12/10) siang. Prabowo menurut Andi Arief, kurang serius dan tidak aktif berkampanye ke daerah dalam kontestasi Pilpres 2019. Sementara calon wakil presiden Sandiaga Uno lebih sering berkeliling daerah.
"Ini otokritik: Kalau dilihat cara berkempanyenya sebetulnya yang mau jadi Presiden itu @sandiuno atau Pak Prabowo ya. Saya menangkap kesan Pak Prabowo agak kurang serius ini mau jadi Presiden," kata Andi dalam cicitannya.
Menurut Andi, Prabowo juga harus lebih banyak turun ke daerah jika ingin memenangi Pilpres. “Percayalah kalau direnungkan bagaimana mungkin kemenangan mengejar orang yang malas," kata Andi.
Kritikan Andi itu dianggap sebagai sesuatu yang positif oleh Partai Demokrat yang merupakan partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hurahaean menilai, hal itu dilakukan untuk memberikan semangat kepada calon presiden nomor urut 01 itu.
"Untuk kebaikan semua karena kita ingin menang dalam Pilpres ini. Bukan untuk tujuan negatif. Gitu aja," kata dia di Jakarta, Jumat (12/10).
Baca juga: Kandidat KSAD, Tatang Dikepung Akmil 1987
Namun, Ferdinand mengatakan, pendapat Andi bersifat personal. Ia menegaskan, yang disampaikan mantan aktivis mahasiswa 1998 itu tak mengatasnamakan Partai Demokrat.
Tak hanya Andi yang mempertanyakan keseriusan Prabowo, tetapi juga dari kubu lawan. Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Arya Sinulingga mengatakan Prabowo Subianto seolah tak serius menjadi calon presiden. Hal itu tercermin dari calon wakil presiden yang mendampinginya, Sandiaga Uno yang terlihat lebih aktif berkampanye.
“Ini yang menjadi capres kan Pak Prabowo, bukan Sandiaga. Jadi kita pengen tahu dong pemimpinnya bagaimana. Prabowo seperti tidak serius,” kata Arya dalam Konferensi Pers di Posko Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/10).
Arya menilai, Prabowo yang sering tidak hadir di tengah-tengah masyarakat justru menunjukkan bahwa dirinya tak ingin dipilih. Bahkan Prabowo, seakan-akan tidak memiliki kepercayaan diri untuk menonjolkan diri secara langsung di tengah rakyat. Arya mengatakan, Prabowo akan kalah jika yang terus muncul di muka publik hanya Sandiaga seorang.
Pilpres, kata dia, adalah ajang untuk memilih pemimpin, bukan sekadar cawapres. Cukup disayangkan jika Prabowo kurang aktif dibanding Sandiaga Uno yang bahkan telah memulai safari kampanye ke berbagai daerah. Elektabilitas Prabowo, dikatakan Arya, bisa makin menurun.
“Kita ingin memiliki lawan yang imbang. Tidak seru kalau lawan tidak imbang,” tuturnya.
Baca juga: Tiga Fokus Evaluasi Tanggap Darurat Bencana Sulteng
Baca juga: Saat Grup Komunitas Gay Resahkan Sebagian Warga Jawa Barat