REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Tim SAR gabungan menghentikan operasi pencarian pendaki asal Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Saidin, yang dikabarkan meninggal dunia saat hendak naik ke Gunung Semeru.
"Hari ini merupakan operasi pencarian hari ketujuh dengan melibatkan sejumlah personel dari berbagai lembaga, namun korban belum juga ditemukan hingga sore hari," Kata Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi, Kamis (11/10) malam.
Sesuai dengan prosedur, lanjut dia, pencarian korban dilakukan selama tujuh hari dan hingga hari ketujuh belum juga ditemukan tanda-tanda penyintas di jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Ada tujuh SRU yang dilibatkan dalam pencarian penyintas hari ini, yakni SRU 1 yang merupakan gabungan Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana bersama Basarnas yang sudah kembali ke Posko Tawon Songo, kemudian SRU 2 dari petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), SRU 3 dari Basarnas, SRU 4 dari TNBTS, SRU 5 gabungan Basarnas, survivor, SAR Mahameru, SRU 6 dari TNBTS, dan SRU 7 juga dari TNBTS.
"Semuanya sudah kembali ke Posko Tawon Songo dan seluruh SRU telah melakukan evaluasi. Operasi SAR pencarian pendaki Saidin dinyatakan selesai dan ditutup karena tidak ada tanda-tanda ditemukan jejak lagi," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, operasi SAR akan dibuka dan dilanjutkan lagi jika sewaktu-waktu ada informasi penemuan barang-barang milik penyintas dan lebih mengarah ke titik keberadaan jenazah.
"Semua personel yang terlibat dalam operasi SAR pencarian pendaki asal Jateng itu kembali ke markasnya masing-masing karena operasi SAR sudah ditutup pada pukul 17.30 WIB," katanya.
Seorang pendaki bernama Saidin (20), warga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, diduga meninggal dunia saat hendak naik ke Gunung Semeru yang melalui jalur pendakian ilegal di Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang.