REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Indonesia Kerja (KIK) memberikan tanggapan terkait slogan calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Capres nomor urut 2 itu mengadaptasi slogan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semasa kampanye, yakni 'Make America Great Again'.
"Tanggapan saya ini sungguh tidak kreatif dan copy-paste (kopi salin). Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki karakter dan prinsip sendiri," kata Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) KIK Abdul Kadir Karding di Jakarta, Kamis (11/10).
Menurut Karding, sebagai sebuah bangsa, boleh saja Indonesia belajar hingga membangun jaringan dengan bangsa lain. Namun, dia menambahkan, Indonesia tidak boleh latah atau ikut-ikutan dan mencontoh mereka.
"Kalau kita mencontoh gaya kampanye Trump, besok-besok kelakuannya kita contoh, kebijakan-kebijakan akan dicontoh seperti yang kontroversial, kontraproduktif dan lain-lain," kata Karding lagi
Prabowo kritik utang
Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (tengah) didampingi Ketua Umum Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Abdullah Syam (kedua kiri) dan Pimpinan Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin Asy'ari Akbar (kanan) tiba di lokasi Rakernas LDII di Jakarta, Kamis (11/10). Rapat kerja tersebut mengangkat tema "LDII Untuk Bangsa". (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Prabowo Subianto kembali menyinggung kondisi ekonomi Indonesia yang memburuk saat menghadiri rapat kerja (rakernas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (11/10). Bahkan, menurutnya, Indonesia adalah bangsa yang hidup dari utang.
Penilaian tersebut lantaran utang luar negeri Indonesia sangat besar. "Kita adalah bangsa yang rugi. Bangsa yang hidup dari utang, yang menyedihkan banyak elite merasa hidup dari utang biasa dan baik baik saja. Mata uang kita merosot terus, tandanya kita tambah miskin," kata Prabowo melontarkan kritikan dalam sambutannya.
Tidak hanya itu, Prabowo menilai ada suatu pengkhianatan yang dilakukan oleh elite bangsa Indonesia sendiri terhadap rakyat. Menurutnya, para elite tidak berpikir kepentingan rakyat banyak tapi hanya memikitkan diri mereka dan kelompoknya sendiri.
Parahnya lagi, kata Prabowo, kondisi ini sudah berlangsung puluhan tahun. "Kenapa bangsa Indonesia tak berani mengatakan Indonesia first? Make Indonesia great again. Kenapa tidak ada pimpinan Indonesia berani mengatakan yang penting pekerjaan untuk rakyat Indonesia?” kata Prabowo dengan lantang.
Selanjutnya, Prabowo berpendapat ekonomi yang berhasil adalah yang mampu mempertahankan kepentingan nasional masing-masing. Namun kata dia, Indonesia tidak boleh benci dan takut dengan bangsa lain, justru harus belajar dari negara manapun.
Akan tetapi, Prabowo menegaskan, Indonesia tidak boleh menjadi pecundang dihadapan bangsa lain, dan jangan jadi "kacung" bagi negara lain. "Jangan sekadar jadi pesuruh bangsa lain, DNA kita tak boleh kehilangan tanah dan air kita," tegas Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.