Jumat 12 Oct 2018 01:36 WIB

Sikap Miftah & Mengamuknya Khabib Bentuk Cinta kepada Islam

Sikap Khabib dan Miftah jadi pelajaran bagaimana kita bersikap saat keyakinan diejek.

Khabib Nurmagomedov dan Conor McGregor jual beli pukulan pada laga UFC 229 di Las Vegas, Sabtu (8/10) waktu setempat.
Foto: Antara/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan
Pejudo putri Indonesia Miftahul Jannah meninggalkan arena usai didiskualifikasi dari pertandingan kelas 52 kg blind judo Asian Para Games 2018 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10).

Pertanyaannya, apakah aturan dimaksud dapat disebut sebagai bentuk diskriminasi? Jawaban dari pertanyaan ini tentunya sangat tergantung pada sudut pandang mana kita melihat. Jika aturan tersebut dimaksudkan sebagai pembatasan bagi wanita muslimah untuk berpartisipasi dalam pertandingan, maka tindakan tersebut adalah diskriminasi. Sebaliknya, jika aturan tersebut dibuat sebagai bentuk perlindungan demi keselamatan atlet, maka aturan tersebut bukan diskriminasi.

photo
Khabib dan Bela Diri yang Dikuasainya

Pertanyaannya kemudian, apakah melepas tutup kepala merupakan satu-satunya model perlindungan bagi atlet? Apakah tidak ada model perlindungan lain yang lebih elegan tanpa harus mengorbankan atlet yang menutup kepala? Pertanyaan ini tentunya hanya bisa dijawab oleh pegiat-pegiat judo sendiri.

Jika melepaskan tutup kepala adalah satu-satunya bentuk perlindungan, maka atlet wanita harus berpikir ulang untuk melibatkan diri dalam olahraga ini dan memilih bentuk olahraga lain yang tidak mempersoalkan tutup kepala sebagai alasan keamanan sehingga benturan antara keimanan dan keamanan tidak perlu terjadi. Wallahu A’lam.

*) Penulis adalah Direktur POeSA Institute, Penulis Buku Syariat dan Apa Ta’a

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement