Kamis 11 Oct 2018 19:32 WIB

"Jangan Lupakan Lombok..."

Ada hal yang terabaikan selain dari pembangunan fisik. Apa itu?

Rep: Irwan Kelana/ Red: Agus Yulianto
Mualaf Center Baznas meresmikan program pembinaan dan pemberdayaan untuk mualaf suku Taa Wana.
Foto: Dok MCB
Mualaf Center Baznas meresmikan program pembinaan dan pemberdayaan untuk mualaf suku Taa Wana.

REPUBLIKA.CO.ID, Pascaberalihnya status bencana lombok dari tanggap bencana menjadi tahap recovery, banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk. Khususnya memulihkan kondisi masyarakat lombok setelah diguncang gempa besar bertubi-tubi. 

Berbagai lembaga berupaya membangun infrastruktur dan fasilitas fisik untuk para pengungsi. Program pembangunan fisik massif diupayakan banyak lembaga untuk membantu korban gempa lombok. Di antaranya program pembangunan huntara (hunian sementara), pembangunan rumah sakit lapangan/rumah sakit darurat, pembangunan sekolah darurat, pembangunan MCK, pembangunan masjid darurat, dan pembangunan sarana fisik lainnya. 

"Pembangunan fisik memang menjadi prioritas saat ini mengingat infrastruktur yang ada di lombok benar benar lumpuh karena sebagian besar bangunan roboh dan tidak dapat digunakan kembali," ujar Hadiyan salah satu relawan Mualaf Center Baznas yang sedang bertugas, dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Kamis (11/10)

Menurutnya, ada hal yang terabaikan selain dari pembangunan fisik. Yaitu pembangunan jiwa dan spiritualitas korban di pengungsian. 

Kata dia, bangkitnya Lombok harus diawali dari bangkitnya mental dan jiwa spiritualitas para pengungsi agar dapat merenungi dan mengambil hikmah atas apa yang menimpa masyarakat Lombok. Hal tersebut tidak bisa diserahkan sepenuhnya pada para pengungsi korban gempa, harus ada pihak yang fokus menjadi pemantik dan terus melakukan pendampingan agar pembangunan spiritualitas masyarakat lombok terus berlangsung. 

Baznas, kata Hidayan, selain memberikan bantuan fisik juga memberikan bantuan bimbingan spiritualitas bagi para pengungsi, melalui lembaga program Mualaf Center Baznas. Baznas juga memberikan bantuan bimbingan spiritualitas untuk para pengungsi yang banyak terabaikan. 

Bantuan ini juga sangat penting untuk menjaga aqidah para pengungsi dari pihak pihak yang ingin merubah keyakinan beragama para pengungsi. Sebab, dengan adanya bencana menjadi celah potensial terjadinya kegiatan kegiatan penyebaran ajaran agama tertentu diluar agama mayoritas para pengungsi. "Tentu hal ini patut diwaspadai oleh kaum muslimin," tegasnya.

Berangkat dari kesadaran pentingnya menjaga aqidah para pengungsi korban gempa Lombok, Mualaf Center Baznas melakukan pedampingan dan bimbingan spiritualitas di tiga titik lokasi pengungsian korban gempa Lombok. Titik pertama ada ibu kota kabupaten Lombok Utara, tepatnya di Dusun Orong Kopang, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. 

Titik kedua ada di Dusun Melepah, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Titik ketiga ada di Dusun Padamare, Desa Sambik Elen, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.

Di ketiga titik lokasi tersebut Baznas mendirikan masjid darurat menggantikan masjid yang sudah roboh atau sudah rusak hingga tidak dapat digunakan untuk kegiatan ibadah warga. Masjid darurat ini diharapkan dapat membuat warga bisa menjalankan ibadah shalat wajib secara berjamaah dan dapat menjalankan ibadah dengan tenang tanpa khawatir bangunan masjid akan rubuh. 

Tetapi, walaupun sudah membangun masjid darurat, antusias para pengungsi untuk memakmurkan masjid terasa kurang. Oleh karena itu, relawan dakwah Mualaf Center Baznas diterjunkan agar para pengungsi tergerak hatinya untuk memakmurkan masjid darurat yang telah berdiri. 

“Semangat yang kita bawa adalah bagaimana bencana yang menimpa Lombok ini harus menjadi momentum kita bermuhasabah dan kembali memakmurkan masjid sebagai pusat cahaya kebaikan kaum muslimin.” – ujar Hadiyan.

Agenda dakwah yang dijalankan seperti pengajian dan dongen anak–anak, pengajian dewasa, belajar bersama, olah raga pagi, serta mengajak para pengungsi untuk memakmurkan shalat lima waktu secara berjamaah di masjid darurat.

Semua pihak menyambut positif kehadiran program dakwah Mualaf Center Baznas di lokasi pengungsian. Bahkan, beberapa tokoh agama setempat merasa seharusnya setiap lembaga yang turun membantu pengungsi gempa lombok juga menyertakan pendampingan spiritualitas para pengungsi.

Hal senada juga disampaikan oleh Bupati Lombok Utara, Najmul Ahyar SH MH saat melakukan kunjungan ke posko Baznas di Kecamatan Kayangan. “Kita semua sedang diuji oleh Allah SWT dan ujian ini harus menambah dekat kita dengan Allah SWT. Sebab musibah yang lebih besar dari bencana ini adalah apabila setelah kita diuji oleh Allah SWT ternyata kita tidak semakin dekat dengan Allah SWT apalagi menjadi semakin jauh dari Allah SWT itu adalah itu adalah bencana lebih besar," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement