Kamis 11 Oct 2018 15:01 WIB

Sambut Musim Hujan, Surabaya Galakkan Pengerukan Lumpur

Dengan cara ini, pemkot dapat mengantisipasi genangan air.

Rep: Dadang Kurnia / Red: Friska Yolanda
Ilustrasi pengerukan gorong-gorong.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ilustrasi pengerukan gorong-gorong.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya mengintensifkan pengerukan lumpur di sungai, kali, dan juga saluran yang ada di Kota Pahlawan. Pengerukan lumpur yang dilakukan sebagai bagian dari persiapan Pemkot Surabaya dalam menghadapi musim hujan supaya tidak terjadi genangan saat turunnya hujan.

"Sejak awal Januari kita rutin melakukan pengerukan lumpur saluran. Menjelang musim hujan ini, kami makin meningkatkan pengerukan itu," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Erna Purnawati di Surabaya, Kamis (11/10).

Erna mengaku, pengerukan sungai sebenarnya sudah dilakukan sejak 2011. Hasil pengerukan itu kemudian digunakan untuk membangun fasilitas umum lainnya yang saat ini sedang dibangun, seperti pembangunan taman-taman, pembangunan buffer zone di eks TPA Keputih, dan juga untuk pembuatan tanggul.

“Dengan cara ini, kami bisa mengantisipasi genangan air dan juga bisa membangun infrastruktur lainnya di Surabaya,” ujar Erna.

Erna mencatat, hasil pengerukan lumpur mulai Januari-Agustus 2018 sudah mencapai 82.399 kubik. Hasil lumpur yang dikeruk ini memang turun drastis dibanding pada peeiode yang sama tahun 2011 yang mencapai 214.615 kubik.

Penurunan ini, lanjut Erna, bukan berarti Dinas PU Bina Marga dan Pematusan tidak bekerja. Bahkan menurutnya, petugas Dinas PU Bina Marga dan Pematusan bekerja hingga 24 jam. “Kalau sekarang (jelang musim hujan) anak-anak bekerja 24 jam, bekerja terus mereka melakukan pengerukan,” kata Erna.

Erna kemudian merinci, hasil pengerukan lumpur dari tahun ke tahun sejak 2012 hingga sekarang. Menurutnya, pada 2012 yang mencapai 427.315 kubik. Kemudian pada 2013 sebanyak 254.995 kubik, pada 2014 sebanyak 280.190 kubik, pada 2015 sebanyak 257.115 kubik, pada 2016 sebanyak 315.250 kubik, dan pada 2017 sebanyak 63.553 kubik.

"Hasil pengerukan hingga Agustus 2018 ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2017 karena adanya penambahan dumptruk dan alat berat yang mengeruk dan mengangkut lumpur-lumpur itu. Total dump truk saat ini sebanyak 92 unit dan alat berat 63 unit," tkata Erna.

Selain meningkatkan pengerukan, Pemkot Surabaya juga melakukan penambahan kapasitas rumah pompa, peninggian tanggul laut, dan penyelesaian proyek Box Culvert Jalan Raya Sememi. “Ada 17 rumah pompa yang kami tambah kapasitasnya,” ujar Erna.

Erna menjelaskan, 17 rumah pompa yang ditambah kapasitasnya itu adalah rumah pompa Jagir Kalimir, Simolawang, Gunungsari 2, Grahadi, Kebon Agung, Medokan Ayu Hilir, Kalisari, Kalibokor, Jeblokan, Tambak Wedi, Kenari, Bratang, Dinoyo, Kenjeran 1 dan Darmokali.

Masing-masing rumah pompa tersebut ditambah tiga meter kubik. Namun, untuk Morokrembangan ditambah dua pompa, masing-masing tiga meter kubik. Sementara untuk rumah pompa Balong 2, ditambah lima meter kubik. “Saat ini, semuanya sudah hampir selesai, sekitar 99 persen,” kata Erna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement