REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepedulian diwujudkan jajaran Pemda DIY terhadap para mahasiswa asal Sulawesi Tengah yang sedang menempuh perkuliahan di Yogyakarta. Pemda DIY pun mendirikan dapur umum di asrama mahasiswa Sulteng Bintaran Yogyakarta.
Menurut Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X adanya dapur umum itu untuk membantu para mahasiswa asal Sulteng yang terdampak bencana gempa bumi dan tsunami. Untuk sementara, jumlah mahasiswa tersebut sekitar 590an mahasiswa.
"Mereka ada yang kehilangan orang tua, belum bisa kontak dengan keluarganya, atau sudah bisa kontak tetapi orangtuanya tidak bisa mengirimi uang," kata Sultan, kepada wartawan.
Layanan dapur umum ini dibantu oleh para relawan. Ditargetkan, jelas Sultan, para mahasiswa ini bisa mendapatkan layanan makan tiga kali sehari.
Hal senada disampaikan Sekda DIY Gatot Saptadi. Ia menuturkan di asrama mahasiswa Sulteng akan disiapkan dapur umum yang menyediakan makan sebanyak sehari tiga kali berupa nasi bungkus.
"Sementara untuk pendidikan mahasiswa yang terkena dampak gempa dan tsunami, Pak Gubernur akan mengirimkan surat ke semua perguruan tinggi di DIY untuk merespons dan membantu mereka," ujanya,
usai melakukan audiensi dengan para rektor perguruan tinggi swasta di DIY, di Kepatihan.
Lebih lanjut Gatot mengusulkan agar bantuan dana yang terkumpul di posko mahasiwa Sulteng sebaiknya dimanfaatkan untuk keperluan kuliah para mahasiswa Sulteng yang ada di Yogyakarta. Jumlahnya cukup banyak sekitar Rp 300 juta.
"Di Sulteng sudah banyak yang memberikan bantuan. Sementara mahasiswa yang di sini banyak yang belum mendapat kiriman dari orangtuanya," jelas dia.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta Bambang Supriyadi mengatakan dalam audiensi dengan gubernur DIY, sekda DIY, dan pimpinan perguruan tinggi swasta di DIY, ada dua hal yang diputuskan. Yakni membuka posko untuk menyalurkan banntuan dan dapur umum di asrama mahasiswa Sulteng.
Selanjutnya, perguruan tinggi swasta supaya melakukan pendataan terhadap mahasiswanya yang terdampak gempa dan tsunami dan kalau bisa membantu jangan sampai mereka drop out. "Menurut data kami ada 80 perguruan tinggi yang ada mahasiswa Sulteng," ujarnya.