Selasa 09 Oct 2018 16:50 WIB

Wapres Janji Rehabilitasi Sulteng Berjalan Bulan Depan

Anggaran rehabilitasi Sulawesi Tengah akan disiapkan setelah dilakukan evaluasi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat mengunjungi korban terdampak gempa dan tsunami di Palu.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
[Ilustrasi] Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat mengunjungi korban terdampak gempa dan tsunami di Palu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menjanjikan proses rehabilitasi pascagempa dan tsunami di Sulawesi Tengah dilakukan November 2018. Proses rehabilitasi dimulai dengan membangun barak sebagai tempat tinggal sementara, serta memperbaiki fasilitas umum seperti sekolah, masjid, dan bangunan kantor.

Jusuf Kalla menjelaskan, anggaran rehabilitasi Sulawesi Tengah akan disiapkan setelah dilakukan evaluasi keseluruhan. Evaluasi termasuk pendataan jumlah rumah yang rusak.

"Anggaran disiapkan setelah evaluasi keseluruhan, pendataan, berapa rumah yang rusah, berapa yang hilang, berapa yang rusak ringan," kata Jusuf Kalla di kantornya, Selasa (9/10).

Jusuf Kalla mengatakan, daerah-daerah yang mengalami kerusakan parah akibat likuifaksi seperti di Balaroa dan Patobo akan direlokasi. Sebab, daerah tersebut merupakan zona merah bencana. 

Tempat relokasinya sedang disiapkan oleh gubernur setempat. "Ya itu harus (direlokasi), secara ilmiah memang itu daerah zona merah, harus relokasi," ujar Jusuf Kalla. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan, proses evakuasi korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah akan dihentikan pada 11 Oktober 2018. Jusuf Kalla menegaskan, penghentian proses evakuasi  terkait menghentikan pencarian korban meninggal dunia. 

Jika bencana sudah melewati tujuh hari maka kemungkinan hidup para korban sangat kecil sehingga evakuasi perlu dihentikan. Selain itu, tanah di lokasi bencana gempa dan tsunami sangat labil sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan lebih banyak korban lagi.

"Sudah tidak bisa lagi karena tanahnya labil sekali, kalau alat beratnya tenggelam juga, akan lebih banyak korban lagi," kata Jusuf Kalla. 

Meskipun proses evakuasi dihentikan, Jusuf Kalla memastikan, korban selamat maupun korban luka-luka tetap mendapatkan perhatian dari pemerintah. Di sisi lain, proses rehabilitiasi juga akan berjalan secara otomatis. 

"Yang berhenti hanya evakuasi yang meninggal, rehabilitasi otomatis tetap jalan mulai bulan depan," ujar Jusuf Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement