Selasa 09 Oct 2018 14:11 WIB

BKKBN: Angka Kematian Bayi Turun

Presentase perempuan yang mendapatkan pelayanan kehamilan meningkat.

Bayi
Bayi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan angka kematian neonatal mengalami penurunan. Hal ini berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017.

"Semua angka kematian bayi dan anak berdasarkan hasil SDKI 2017 menunjukkan lebih rendah dibandingkan dengan hasil SDKI 2012," kata Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Sigit Priohutomo dalam acara peluncuran Hasil Laporan Akhir Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017, Jakarta, Selasa (9/10).

Pada SKDI 1991, angka kematian neonatal tercatat mencapai 32 per 1.000 kelahiran. Hasil SKDI 2017 menunjukkan, angka kematian neonatal menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup.

Hasil SDKI 2017 menunjukkan penurunan angka kematian bayi yang lebih banyak dibanding angka kematian neonatal. Pada 1991, tercatat angka kematian bayi 68 per 1.000 kelahiran hidup. Sementara pada 2017, tercatat 24 per 1.000 kelahiran hidup.

Sementara, angka kematian bayi di bawah lima tahun (balita) pada hasil SDKI 2017 turun menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah ini turun tipis dari hasil survei 2012 yang sebanyak 40 per 1.000 kelahiran hidup.

Sigit mengatakan, presentase perempuan yang mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan kompeten (antenatal care) minimal satu kali mengalami sedikit peningkatan dari 96 persen pada 2012 menjadi 98 persen pada SDKI 2017. Menurut dia, hasil SDKI 2017 itu akan dijadikan rujukan dalam melakukan evaluasi pencapaian program kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan serta sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) periode 2020-2024.

RPJMN itu akan menentukan arah pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia dalam lima tahun ke depan. "Tentunya hasil survei ini kita akan gunakan untuk perencanaan selanjutnya periode RPJMN selanjutnya," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement