REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerjunkan tim dan relawan ke daerah terdampak gempa dan tsunami di Kota Palu, Sigi dan Donggala. Tim tersebut bertugas untuk memastikan obat dan makanan yang dikonsumsi memenuhi standar dan persyaratan keamanan.
Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan tim tersebut mulai hadir sejak Sabtu (29/9). Terdiri dari petugas Balai POM terdekat dengan kota Palu, yaitu Balai POM di kota Gorontalo, Mamuju, Samarinda dan Makassar.
"Tim relawan ditugaskan untuk memastikan identifikasi situasi, kondisi dan dampak bencana terhadap sumber daya di Balai POM Palu," kata Penny kepada Republika di Jakarta, Selasa (9/10).
Menurut Penny, seluruh tim relawan berangkat menuju Palu, dengan membawa perlengkapan yang sangat diperlukan di daerah bencana, yaitu obat-obatan, pangan langsung dikonsumsi, air minum, dan perlengkapan sehari-hari. Penny melanjutkan, tim Bantuan BPOM RI juga dikirimkan dari BPOM Pusat, melalui berbagai moda transportasi.
"Melalui ‘Operasi Bantuan Kemanusiaan’ ini diharapkan pengiriman bantuan tanggap darurat yang sulit dikirimkan melalui moda transportasi lain, dapat lebih efektif dan cepat dengan menggunakan moda transportasi kapal laut," tegas dia.
Adapun bantuan yang dikelola dan diteruskan oleh BPOM RI tersebut, merupakan hasil penggalangan dari jajaran BPOM RI, mitra pelaku usaha, dan masyarakat luas yang perduli dan merasakan duka saudara-saudara masyarakat Palu, Sigi dan Donggala.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan penanganan darurat yang efektif dan sesegara mungkin. Mengingat pasca gempa bumi berkekuatan 7.4 skala richter yang mengguncang Sulawesi Tengah dan menimbulkan tsunami dan likuifaksi di Palu-Donggala dan sekitarnya, telah menyebabkan berbagai infrastruktur dan bangunan hancur dan rusak parah, bahkan hilang tersapu gelombang dan terkubur lumpur. Aliran listrik, air bersih dan jalur komunikasi yang terputus total membuat mobilisasi bantuan semakin sulit mencapai lokasi bencana ini