REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Forum Indonesia Muda (FIM) Solo Raya, Jawa Tengah, berupaya mengangkat kembali eksistensi pasar tradisional yang mulai ditinggalkan generasi milenial. Salah satu caranya, dengan mengadakan aksi cinta pasar tradisional melalui berbagai macam perlombaan dan ekspedisi pasar yang diadakan di Pasar Rakyat Tanggul, Kampung Sewu, Solo.
Koordinator FIM Solo Raya, Triana Nur Baity, mengatakan, kegiatan yang berjudul Ceriakan Pasar dengan Aksimu tersebut bertujuan memunculkan semangat berkunjung ke pasar tradisional kepada anak-anak dengan maksud mengenalkan pasar tradisional sejak usia dini.
Selain itu, untuk mempopulerkan Pasar Tanggul yang telah selesai direnovasi pada 2015. Meski sudah menjadi pasar yang bersih, dengan penataan pedagang pasar yang tersusun rapi, namun pasar tersebut masih sepi pembeli. Bahkan banyak pedagang pasar yang menutup kiosnya meskipun baru setengah hari.
Kegiatan diikuti oleh 48 anak, meliputi anak pedagang Pasar Tanggul dan anak-anak yang tinggal di sekitar Pasar Tanggul dengan kisaran usia 4-12 tahun. Acara dimulai dengan lomba mewarnai gambar tentang aktivitas pedagang pasar dilanjutkan dengan dongeng tentang pasar tradisional dari komunitas Doing Project.
"FIM Solo Raya ingin mengenalkan kembali pasar kepada masyarakat secara luas dan mengajak masyarakat untuk mencintai pasar tradisional. Kali ini sasarannya anak-anak, agar menyukai pasar sejak dini," kata Triana, melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (8/10).
Selain itu, sebagai salah satu cara mengenalkan pasar tradisional kepada anak, diadakan pula kegiatan Ekspedisi Pasar. Anak-anak dibekali uang dalam jumlah tertentu dan ditugaskan untuk berbelanja di warung-warung pedagang secara berkelompok untuk membeli makanan sekaligus berinteraksi dengan pedagang pasar.
Ketua acara Ceriakan Pasar dengan Aksimu, Alfiyan, menambahkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut juga ditanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan. Misalnya, nilai kejujuran. Anak-anak diminta berbelanja dengan mengumpulkan nota dan uang kembalian kepada panitia.
Nilai tanggung jawab, selama ekspedisi pasar, anak-anak dalam setiap kelompok dibekali satu butir telur dan meminta pedagang pasar untuk membubuhkan tanda tangan di telur tersebut dan diharuskan mengembalikan telur tersebut tanpa pecah kepada panitia penyelenggara.
Selain itu, juga diajarkan nilai keberanian dan kecerdasan dengan berbelanja di pasar sesuai intruksi yang diberikan. Kemudian, nilai kerjasama karena penugasan dilakukan secara berkelompok dan hasil makanan yang dibeli dimakan bersama-sama. Nilai berbagi dengan berkeliling Pasar Tanggul sembari membawa kotak donasi untuk Palu-Donggala.