Ahad 07 Oct 2018 15:27 WIB

Di Sukabumi, Prabowo Rasakan Dukungan yang Luar Biasa

Prabowo sebut dukungan rakyat mencerminkan kenginan serta harapan perubahan bangsa.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ratna Puspita
Calon Presiden Prabowo Subianto disambut antusias warga di Pesantren Alquran KH Abdullah Syafiie As Syafiiyah Pulo Air Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Ahad (7/10). Kedatangannya untuk menghadiri tasyakur dan haul almarhum KH Abdullah Syafiie.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Calon Presiden Prabowo Subianto disambut antusias warga di Pesantren Alquran KH Abdullah Syafiie As Syafiiyah Pulo Air Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Ahad (7/10). Kedatangannya untuk menghadiri tasyakur dan haul almarhum KH Abdullah Syafiie.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Calon Presiden Prabowo Subianto merasakan dukungan yang luar biasa ketika berkunjung ke Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Ahad (7/10). Hal ini disampaikan dalam acara tasyakur dan haul KH Abdullah Syafiie di Pesantren Alquran KH Abdullah Syafiie As Syafiiyah Pulo Air Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi.

"Ketika datang dan jalan di sini, saya merasakan dari pandangan dan sentuhan dengan ibu-ibu dan bapak-bapak sesuatu dukungan yang luar biasa kepada diri saya,’’ ujar Prabowo Subianto dalam sambutannya dalam acara tasyakur dan haul di Pesantren Alquran KH Abdullah Syafiie As Syafiiyah Pulo Air. 

Prabowo pun menilai dukungan yang berasal dari hati rakyat ini mencerminkan kenginan serta harapan besar untuk perubahan dan perbaikan bangsa. Prabowo juga merasakan harapan yang sama ketika berkunjung ke daerah lain.

Sebelum ke Sukabumi kata Prabowo, sepekan yang lalu ia berada di Jawa Tengah tepatnya di daerah Rembang, Lasem, Demak, Pekalongan hingga ke Tegal. Sementara pada Sabtu (6/10) Prabowo mengunjungi pesantren Habib Rizieq Shihab di Megamendung Bogor. 

Setiap kali berada di tengah rakyat, Prabowo mengaku merasakan getaran jiwa atau hasrat pandangan mata rakyat yang menaruh harapan besar dan kepercayaan kepada dirinya. Meski, di sisi lain, ia berkali-kali disindir, diejek dan dituduh macam-macam seperti haus kekuasaan. 

Prabowo mengakui ia kerap bertanya kepada diri sendiri apa benar tuduhan seperti itu. "Jawabannya, kenapa saya masih di politik karena saya tidak rela ketidakdilan berjalan terus di negara ini," kata dia.

Selain itu, Prabowo mengatakan masih terjun ke politik karena tidak rela banyak rakyat miskin. Terakhir, ia tetap berkecimpung di dunia politik karena tidak rela segelintir orang di Jakarta mencuri kekayaan rakyat.

Prabowo menuturkan, selalu ada yang memberi saran agar pidato jangan keras-keras. Namun saat sudah bertemu dengan pandangan mata rakyat, ia  tidak bisa sandiwara dan tidak mau bicara yang normatif atau normal. 

Terlebih, lanjut Prabowo, keadaan di masyarakat memang demikian adanya seperti kekayaan yang diambil. Hal  itu pun ditulis dalam buku berdasarkan pengalamannya keliling Indonesia selama 14-18 tahun.

"Kalau saya diundang ke acara akan bicara apa adanya,’’ kata Prabowo. 

Misalnya, sistem ekonomi yang berlaku di negara kita yang keliru atau salah. Di mana, sistem ekonomi ini bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa. 

Prabowo mengatakan, sistem ekonomi hanya memperkuat yang kaya dan jumlahnya hanya segelintir orang. Selain itu kekayaan diambil ke luar negeri. Padahal apabila kekayaan diambil terus maka suatu saat negera akan kolaps atau hancur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement