Sabtu 06 Oct 2018 08:15 WIB

Perkembangan Politik Ciptakan Metode Peperangan Baru

TNI harus menjadi kekuatan militer yang profesional.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
Prajurit TNI
Prajurit TNI

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menerangkan, perkembangan politik, ekonomi, dan teknologi global telah menciptakan ruang atau dimensi dan metode peperangan baru. Karena itu, ia menyebut tugas TNI ke saat ini dan ke depan akan semakin kompleks.

"Tugas TNI tidak lepas dari berbagai tantangan saat ini maupun di masa depan yang semakin kompleks," ujar Hadi dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono berdasarkan keterangan pers yang Republika.co.id terima, Sabtu (6/10).

Hadi menyampaikan, krisis ekonomi yang diikuti dengan ketegangan percaturan politik global, membawa ketidakpastian dan kekhawatiran dalam menjangka prospek masa depan. Menurutnya, kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, juga membawa dampak disruptif, di antaranya di bidang informatika, siber, komunikasi, transportasi, biomolekuler, militer, ruang angkasa dan lain sebagainya.

Ia menerangkan, dalam mencermati perkembangan di masa kini dan memperhatikan tantangan-tantangan di masa depan, TNI harus terus mentransformasi diri. TNI ia sebut harus menjadi kekuatan militer yang profesional, andal, dan berkapabilitas dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman serta gangguan yang ada.

"Pembangunan TNI yang terstruktur dalam Rencana Postur TNI dan Rencana Strategis (Renstra) TNI pada tahun 2018 telah mencapai 61,9 persen target Minimum Essential Force (MEF). Diharapkan pada akhir tahun 2019 akan mencapai 72 persen seperti target pemerintah pada akhir Renstra 2015-2019," terang dia.

Panglima TNI juga menekankan kepada seluruh prajurit TNI di mana pun berada dan bertugas untuk mempertahankan dan meningkatkan soliditas TNI serta kemanunggalan TNI dengan rakyat. Itu perlu dilakukan agar TNI selalu menjadi pemersatu dan perekat bangsa. Ia juga meminta kepada prajurit TNI untuk memantapkan netralitas TNI, baik sebagai individu maupun satuan dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2019.

"Janganlah terpancing emosi dan upaya-upaya melibatkan diri dalam mendukung kelompok tertentu selama pentahapan Pemilu," jelasnya.

Upacara Peringatan HUT ke-73 TNI di Merauke dihadiri oleh segenap pimpinan TNI yang ada di tanah Papua. Ribuan masyarakat Merauke juga turut memadati Bandar Udara Mopah. Peringatan kali ini menampilkan sosiodrama dari Satgas Naga yang menceritakan bagaimana pasukan Indonesia bersama masyarakat setempat mengusir penjajahan Belanda di tanah miring Merauke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement