REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kabut asap menyelimuti sebagian besar wilayah Banjarmasin, Kalimantan Selatan sepanjang hari hingga Jumat malam (5/10). Kendati tidak terlalu tebal, warga khawatir ketebalan kabut asap bertambah.
Jika pintu dan jendela terbuka, dipastikan kabut asap tersebut masuk membawa "kalalatu/kelatu" atau partikel bekas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang beterbangan. Selain itu, bau sengak/aroma kebakaran mengganggu pernafasan bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Penderita asma juga terganggu dengan kabut asap ini.
Warga Pemurus Dalam, Banjarmasin Selatan, Hana mengaku tidak membuka pintu rumah seperti biasa saat pagi. Dia khawatir dengan kesehatan bayinya yang berusia enam bulan.
Warga yang bepergian keluar rumah banyak juga menggunakan penutup mulut dan hidung (masker) agar tidak menghirup asap atau setidaknya mengurangi hirupan udara yang tercemar kabut asap tersebut.