Jumat 05 Oct 2018 15:47 WIB

JK: Masa Tanggap Darurat Gempa Palu Dua Bulan

Seharusnya tidak ada daerah yang mengaku tidak tersentuh bantuan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wapres Jusuf Kalla tiba di Bandara Mutiara SIS Al Juftie Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10/18) saat tinjau dampak gempa dan tsunami di Palu-Donggala-Sigi.
Foto: Tim media wapres
Wapres Jusuf Kalla tiba di Bandara Mutiara SIS Al Juftie Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10/18) saat tinjau dampak gempa dan tsunami di Palu-Donggala-Sigi.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan masa tanggap darurat bagi korban gempa dan tsunami di Palu, Sigi, Donggala diperpanjang hingga dua bulan mendatang. Hal itu diungkapkan Wapres JK usai meninjau penanganan dampak korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Jumat (5/10). JK menilai dua pekan tidak cukup untuk masa tanggap darurat di Palu.

"Diperpanjang sampai rakyat hidup mandiri. Kira-kira maksimum dua bulan, kalau minimum kan dua minggu, kalau belum bisa kan diperpanjang," ujar JK usai rapat koordinasi dengan Pemerintah daerah yang terdampak gempa di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Palu, Jumat (5/10).

JK mengklaim Pemerintah pusat sudah bersinergi dengan Pemerintahan daerah untuk penanganan gempa. Ia juga menolak jika Pemerintah dinilai lambat dalam menangani korban gempa dan tsunami.

"Siapa bilang telat, ini semua yang kita laksanakan sama-sama dengan pemerintah daerah didukung oleh pemerintah pusat, baik pendanaan juga BNPB, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian sosial.

Menurutnya, untuk proses evakuasi dan pemberian bantuan terus dilanjutkan. Untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau menggunakan darat, Pemerintah menyiapkan helikopter untuk menjangkau masyarakat yang belum tersentuh bantuan. Karenanya ia menegaskan, seharusnya tidak ada daerah yang mengaku tidak tersentuh bantuan.

"Ada empat helikopter yang melayani Sigi, mulai Donggala juga, empat helikopter mana daerah yg tidak dilayani helikopter? Coba anda liat ke bandara ada bermacam-macam helikopter itu melayani Sigi. Anda mungkin datang di daerah A tapi bantuannya di daerah yang lebih padat," kata JK.

JK melanjutkan, jika pun roda perekonomian lumpuh pasca gempa dan tsunami, itu memang kondisi yang tidak memungkinkan untuk berjalan lancar.

"Ya lambat bukan pemerintahnya, kondisi masyarakatnya takut nanti, apalah listrik tidak ada, atau dia pulang ke Makassar, ke Jawa, Balikpapan itu memang begitu," ungkap JK.

Sebelumnya, distribusi bantuan untuk korban gempa dan tsunami belum merata ke seluruh daerah. Ada sebagian besar warga di Kabupaten Sigi dan Donggala yang hingga hari keenam gempa dan tsunami belum mendapatkan bantuan.

Mereka yang saat ini bertahan di Posko terdekat dari rumah atau di halaman rumahnya, hanya dengan bahan makanan tersisa maupun uluran bantuan dari kerabat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement