REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo menyebut terdapat beberapa tugas berat yang akan dihadapi pimpinan baru Kota Malang. Salah satu di antaranya masalah pengangguran yang disebut-sebut tertinggi di Jatim.
"Angkanya 7,22 persen, pengangguran tertinggi di Jatim," kata pria yang biasa disapa Pakde Karwo ini saat ditemui wartawan di Gedung DPRD Kota Malang, Kamis (4/10).
Pakde Karwo menilai, permasalahan ini muncul sepertinya bukan karena keterbatasan lapangan kerja. Hal tersebut bisa juga berasal dari salah satu kelompok vokasional yang mengalami kesulitan mencari pekerjaan. Untuk itu, dia sangat mendorong agar Wali Kota Malang terpilih, Sutiaji bisa menelisik lebih dalam permasalahan ini.
Di kesempatan serupa, Wali Kota Malang Sutiaji berpendapat, angka 7,22 itu sebenarnya perihal pengangguran terbuka. Dengan kata lain, terdapat segelintir angkatan kerja di Kota Malang yang tidak mempunyai pekerjaan. Masalah ini muncul bisa karena beberapa faktor, baik dari itu individu sendiri maupun kesempatan yang belum diperoleh.
Menurut Sutiaji, jumlah pengangguran ini kemungkinan besar berasal dari alumnus Perguruan Tinggi (PT) di Kota Malang yang tidak mau pulang ke kampung halamannya. Mereka lebih memilih mencari pekerjaan di Kota Malang dengan beberapa alasan. Hal ini yang menyumbang angka pengangguran terbuka di Kota Malang cukup besar.
"Jumlah angkatan pekerjaan dan lapangan pekerjaan jadinya tidak sebanding," tambah dia.