Jumat 05 Oct 2018 01:11 WIB

Hoaks Ratna akan Gerus Suara atau Untungkan Prabowo-Sandiaga

Kebohongan Ratna mencederai demokrasi.

Rep: Febrianto Adi Saputro, Rizky Suryarandika, Umar Mukhtar, Andrian Saputra/ Red: Ratna Puspita
Ekpresi aktivis kemanusiaan, Ratna Sarumpaet memberikan keterangan kepada media terkait pemberitaan penganiyaan terhadap dirinya di kediaman Ratna Srumpaet, Jakarta, Rabu (3/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ekpresi aktivis kemanusiaan, Ratna Sarumpaet memberikan keterangan kepada media terkait pemberitaan penganiyaan terhadap dirinya di kediaman Ratna Srumpaet, Jakarta, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebohongan penganiayaan Ratna Sarumpaet diprediksi bakal memengaruhi persepsi publik terhadap calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto. Persepsi yang mungkin muncul, yakni negatif sehingga menggerus elektabilitas pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 atau positif lantaran Prabowo dianggap berjiwa besar dengan meminta maaf dan menyatakan bertanggung jawab. 

Kemungkinan munculnya persepsi negatif terhadap Prabowo dilontarkan oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno. Ia menilai terungkapnya kebohongan yang dilakukan Ratna bisa mengurangi simpati untuk Prabowo dan Sandiaga Uno.

Berkurangannya simpati berpotensi menggerus elektabilitas pasangan calon yang diusung oleh Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Demokrat. Menurut dia blunder yang dilakukan Ratna tidak berdiri sendiri, melainkan melibatkan seluruh anggota tim pemenangan Prabowo-Sandiaga.

“Secara alamiah dan politik, respek publik terhadap Prabowo pasti menurun," ujar Adi saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (4/10).

Baca Juga: Kronologi Penangkapan Ratna Sarumpaet di Perut Pesawat

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar, mengatakan kebohongan Ratna mencederai demokrasi. “Hoaks itu kesalahan fatal, pasti ada hukuman publik,” kata dia kepada wartawan, Kamis.

Ia belum bisa memastikan apakah kasus Ratna bisa membuat pendukung Prabowo menurun. Meski Prabowo sudah mengakui kesalahannya, ia berpendapat, potensi turun tetap ada. "Lihat nanti apa masyarakat berubah atau tidak,” kata dia. 

Pengamat Politik dari Lembaga Emrus Corner, Emrus Sihombing, menilai kebohongan yang dilakukan Ratna memengaruhi kepercayaan publik terhadap tim kampanye Prabowo-Sandi. “Langsung atau tidak langsung, kredibilitas para tokoh dipertanyakan publik,” kata dia melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id. 

Emrus mengatakan publik akan mempertanyakan cara Prabowo-Sandi menggunakan data untuk disampaikan kepada publik. Dalam kasus Ratna, ia menyebutkan, para politikus yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur tidak mengklarifikasi berbagai sumber. 

“Misalnya, dari dokter yang menangani RS sebelum memberikan tanggapan di ruang publik," kata Emrus.

Emrus mengatakan akan sulit bagi kubu koalisi Prabowo-Sandi memperbaiki citranya setelah kebohongan Ratna, yang sempat menjabat sebagai juru kampanye nasional. 

"Masyarakat akan melihat bahwa Prabowo profesional dan itu positif, sehingga orang jangan salah. Makanya kalau dipolitisir, ini panggung bagi Prabowo," ujar Fahri.

Kemungkinan persepsi positif diutarakan oleh Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Ia menilai polemik terkait kasus Ratna justru mengungtungkan Prabowo. 

Sebab, ia mengatakan, Prabowo langsung meminta maaf kepada masyarakat setelah Ratna mengakui kebohongan yang telah dilakukannya. "Ini kalau saya mengganggap peristiwa ini menguntungkan Prabowo, lalu beliau dengan kebesaran jiwanya menanggapi ini secara baik," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (4/10).

Fahri menilai Prabowo telah menunjukkan kebesaran jiwanya meskipun marah setelah dibohongi Ratna. Tidak hanya itu, Prabowo telah menunjukkan tanggung jawabnya kepada publik karena telah ikut menebarkan kebohongan Ratna.

"Masyarakat akan melihat bahwa Prabowo profesional dan itu positif, sehingga orang jangan salah. Makanya kalau dipolitisir, ini panggung bagi Prabowo," ujarnya.

Masih ada 6 bulan pemulihan

photo
Anggota Garda Nasional Untuk Rakyat (GNR) menunjukkan barang bukti saat melakukan pelaporan kubu calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi di Kantor Bawaslu, Jakarta, Kamis (4/10).

Sikap profesional ini akan menjadi bekal Prabowo menghadapi masa kampanye hingga enam bulan mendatang. “Swing voter masih 30 persenan bisa berubah sampai akhir. Kita lihat lima bulan lagi Prabowo bisa kembalikan kepercayaan publik atau tidak," kata dia. 

Adi mengatakan permintaan maaf Prabowo bisa menjadi pembuka maaf bagi publik untuk melirik Prabowo. Sementara Emrus menyebutkan tim Prabowo perlu menekankan bahwa kebohongan sebagai tindakan personal Ratna sehingga konsekwensi jadi urusan pribadi ibunda artis Atiqah Hasiholan itu. 

Sementara Rully menyarankan Prabowo-Sandi memperkuat damage control atau kontrol dampak kerusakan atas masalah yang ditimbulkan Ratna. "Harus ada damage control Prabowo atas kasus ini. Upaya pembersihan dari tim Prabowo-Sandi perlu," ujarnya.

Selain pembersihan, ia mengatakan, tim Prabowo-Sandi bisa menemukan formulasi agar tidak terus dikaitkan dengan kebohongan Ratna. “Biar masalah hanya di level Ratna jangan sampai melebar ke tim,” kata Rully.

photo
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memberikan keterangan pers mengenai penganiayaan anggota BPN Ratna Sarumpaet, di Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa (2/10).

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon tak sepakat kebohongan Ratna memengaruhi elektabilitas Prabowo-Sandiaga. Menurutnya sikap yang ditunjukkan oleh Prabowo adalah sebuah sikap gentleman.

"Tidak ada maksud lain selain kemanusiaan dan menegakkan hukum yang sesuai kalau itu terjadi penganiayaan," kata dua. 

Ketika berbicara kepada wartawan di Posko Relawan di Jalan Melawai, Sandiaga meminta Badan Pemenangan Nasional (BPN) yang tergabung ke dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur (KIAM) berlarut-larut dalam masalah kebohongan Ratna. 

Sandiaga mengatakan timnya segera memperbaiki diri untuk memastikan pesan kampanye yang jujur, "Kalau dalam bisnis kegagalan di awal itu lebih baik. Karena kita bisa belajar dari kesalahan,” kata dia.

Baca Juga: Hoaks Ratna, Fadli Zon dan Fahrim Hamzah Dilaporkan ke MKD

Di sisi lain, Sandiaga mengaku sempat syok ketika mendengar pengakuan aktivis Ratna. Sandiaga menjelaskan dua alasan keterkejutannya. Sandiaga mengatakan dirinya dan Ratna sudah berkali-kali di satu kubu.

Alasan kedua, Sandiaga mengenal Ratna sebagai sosok yang memiliki integritas.  “Akan tetapi, jujur kemarin itu pupus kepercayaan saya kepada beliau," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Sebelumnya, Ratna dalam konferensi pers pada Rabu (3/9) mengakui luka lebam yang dialami bukan disebabkan dianiaya orang tidak dikenal. Ia mengatakan luka lebam tersebut bekas operasi bedah plastik di sebuah klinik kecantikan di Jakarta.

Pernyataan Ratna itu merupakan klarifikasi atas beredarnya informasi yang menyatakan Ratna mengalami tindak kekerasan di Bandung, Jawa Barat, pada 21 September lalu. Ia telah menyampaikan kepada berbagai pihak termasuk Prabowo Subianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement