Jumat 05 Oct 2018 06:57 WIB

Bantuan Belum Sentuh Sigi dan Donggala

Bahan makanan yang tersisa semakin menipis baik di Donggala maupun di Sigi

Sebanyak 1.600 orang korban bencana gempa bumi dan tsunami Sigi, Donggala, dan Palu, Sulawesi Tengah tiba di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (4/10).
Foto: Republika TV/Melisa Riska Putri
Sebanyak 1.600 orang korban bencana gempa bumi dan tsunami Sigi, Donggala, dan Palu, Sulawesi Tengah tiba di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Fauziah Mursid, Melisa Riska Putri

DONGGALA — Hingga hari keenam pascagempa dan tsunami di wilayah Sulawesi Tengah, bantuan belum terdistribusi merata. Republika yang berhasil menembus sebagian wilayah Kabupaten Donggala dan Sigi mendapati sebagian besar warga terdampak gempa di wilayah itu belum menerima bantuan. 

Padahal, Donggala dan Sigi juga menjadi wilayah terparah akibat gempa berkekuatan 7,4 skala Richter (SR) dan tsunami, Jumat (28/9) pekan lalu.

Memasuki Kampung Wani II, Tanatopea, Kabupaten Donggala, Sulteng, warga terdampak yang rumahnya rusak parah mengaku hanya mengandalkan bahan makanan yang masih tersisa dan bantuan dari kerabat. Bahan makanan tersisa saat ini semakin menipis. 

Wilayah ini merupakan perkampungan yang ikut tersapu gelombang tsunami karena posisinya tepat di pesisir Teluk Palu. Saat tim Republika meninjau desa di daerah Pelabuhan Wani, Donggala, masyarakat berbondong-bondong ke pelabuhan.

Mereka mengaku menunggu kapal-kapal kecil yang membawa bantuan datang dari luar wilayah mereka. Salah seorang warga Desa Wani II, Donu, menuturkan, bantuan dari pemerintah belum sampai ke desa mereka. 

"Belum ada. Kami di sini ya seadanya, menunggu bantuan pun tidak tampak karena tidak sampai-sampai ke sini," ujarnya, Kamis (4/10).

Banyaknya warga yang berkumpul di Pelabuhan Wani membuat camat Taweili yang juga pelaksana tugas Desa Wani II, Darwis, turun tangan ke pelabuhan. Ia mengimbau masyarakat untuk tenang sembari menunggu bantuan. 

"Kalian harus sabar. Semua pasti dapat. Jangan sampai nanti kalian disebut menjarah-jarah," kata Darwis kepada para warga yang menunggu kapal datang.

Menurut informasi warga, sejumlah kapal dari Kalimantan memang beberapa kali membawa bantuan bahan makanan ke Kampung Wani II. Namun, bantuan itu merupakan swadaya kerabat Kampung Wani II yang berada di Pulau Kalimantan. 

Darwis menyebut, hingga kini ada ribuan warganya yang mengungsi karena gempa dan tsunami di kecamatannya. "Ribuan yang mengungsi, detailnya, ada di data, tapi saya tidak bawa. Namun, kalau jumlah penduduk kami itu 16 ribu. Kalau yang meninggal itu puluhan dan sudah kami kuburkan," ujarnya.

Sepanjang pantauan Republika dari Palu menuju Donggala, banyak warga yang meminta uluran bantuan di posko-posko pengungsian. Bahkan, mereka selalu sigap jika ada informasi bantuan akan datang ke wilayah tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement