REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Jumat (28/9), bukanlah kejadian yang pertama. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejak tahun 1900-an telah terjadi 20 kali tsunami di sepanjang Toli-Toli hingga Mamuju.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan, kejadian tsunami di Sulawesi umumnya disebabkan aktivitas kegempaan dari pergerakan sesar Palu-Koro. Menurut dia, sesar itu merupakan sesar terbesar di Sulawesi.
"Sesar ini membelah sulawesi jadi dua, barat dan timur. Laju pergerakan percepatan 4 cm per tahun, empat kali sesar besar Sumatra," kata dia saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (4/10).
Baca juga, Tsunami Palu adalah Skenario Terburuk.
Khusus di Kota Palu, kata dia, gempa terbesar yang pernah terjadi adalah pada 1909. Berdasarkan catatan dari Belanda, ia menyebutkan, saking dahsyatnya gempa, buah kelapa sampai berjatuhan. Begitu juga dengan daun-daun, lanjut dia, hingga berguguran.
Pada 1927, terjadi juga gempa di Kota Palu. Gempa tersebut bahkan hingga memicu tsunami. Alhasil, tercatat 14 orang meninggal dunia akibat kejadian tersebut.
Pada 1949, gempa terjadi lagi dan kembali memicu tsunami. Korban jiwa yang timbul lebih saat itu lebih banyak, yaitu sekitar 106 orang. Terakhir, kata dia, pada 2012 gempa di selatan Palu menyebabkan lima orang meninggal dunia.