Kamis 04 Oct 2018 18:11 WIB

Solidaritas Perguruan Tinggi untuk Mahasiswa Asal Palu

30 universitas siap menerima mahasiswa asal Untad Palu.

Rep: Binti Sholikah, Mabruroh, Dadang Kurnia, Amri Amrullah, Wahyu Suryana, Eko Widiyatno/ Red: Ratna Puspita
Alat berat mencari korban yang tertimbun lumpur akibat pencairan (likuifaksi) tanah yang terjadi di Desa Jono Oge, Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Alat berat mencari korban yang tertimbun lumpur akibat pencairan (likuifaksi) tanah yang terjadi di Desa Jono Oge, Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sejumlah perguruan tinggi menunjukan solidaritas untuk mahasiswa yang menjadi korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Universitas-universitas di seluruh Indonesia siap menampung mahasiswa-mahasiwa Universitas Tadulako (Untad) Palu.

Universitas-universitas tersebut menawarkan hal tersebut karena gempa membuat pelayanan pendidikan di Untad Palu tidak bisa berjalan hingga batas waktu. Hal tersebut diumumkan oleh rektor Untad melalui Majelis Rektor PTN se Indonesia (MRPTNI) dan Forum Rektor Indonesia (FRI). 

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Ravik Karsidi menyatakan UNS siap menerima mahasiswa dari Untad Palu. Ia mengatakan mahasiswa Untad akan ditampung sebagai mahasiswa titipan di UNS.

“Nanti pada saatnya jika di Untad sudah siap menerima kembali, mereka akan kita pulangkan," kata Ravik, seperti tertulis dalam siaran pers, Kamis (4/10).

Selain UNS, setidaknya ada 30 universitas yang menyatakan kesanggupannya untuk menerima juga mahasiswa Untad. Kampus yang menawarkan hal serupa, yakni Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas, dan Universitas Hasanuddin (Unhas).

Ada juga Universitas Khaerun Ternate, Universitas Halu Oleo Kendari, Unsrat, Universitas Parahyangan, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Veteran Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Padjajaran, serta perguruan tinggi lainnya.

Mahasiswa Untad yang sedang meninggalkan Kota Palu ke daerah lain di Indonesia bisa mengikuti kuliah di program studi yang relevan dan mata kuliah sejenis di PTN yang ditunjuk. Mekanismenya, mereka dapat menghubungi dekan fakultas atau rektorat di PTN tersebut dengan menunjukkan kartu pengenal yang membuktikan sebagai mahasiswa Untad.

photo
Petobo, Palu, Sulawesi Tengah pascagempa.

Direktur Komunikasi Universitas Hasanuddin (Unhas) Suharman Hamzah mengatakan mahasiswa asal Palu, khususnya dari Untas, dapat kuliah sementara di perguruan tinggi yang berada di Makassar tersebut. “Menjalani proses akademik yang disebut sit it,” kata Suharman dalam keterangan pers yang diterima Republika pada Rabu (3/10).

Ia mengatakan Unhas memberikan waktu selama dua semester untuk mahasiswa Untad dapat mengikuti proses belajar mengajar di Unhas. Ia menjelaskan dua semester berdasarkan asumsi bahwa proses pemulihan kampus asal rampung dalam waktu satu tahun. 

Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Joni Hermana mengatakan, mahasiswa asal Untad Palu tidak akan dikenakan biaya apapun selama menjalani perkuliahan di ITS. Bahkan kalau mereka kekurangan biaya, ITS siap memberikan uang saku.

“Untuk nilai mereka di ITS akan disetarakan di kampus mereka dengan sistem transfer kredit saja,” ujar guru besar teknik lingkungan ini.

Sementara Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas tidak hanya siap menerima mahasiswa dari Untad Palu, tetapi juga kampus lain di wilayah terdampak gempa. “Kami siap menampung,'' kata Rektor UMP Dr Syamsuhadi Irsyad. 

Rektor menjamin, mahasiswa terdampak bencana di Palu dan Donggala, tidak akan dipungut biaya sepeser selama kuliah di UMP. Bahkan, UMP siap memberikan uang saku kepada mahasiswa. “Uang saku ini diberikan bagi mereka yang benar-benar keluarganya benar-benar kesulitan dana,” kata dia. 

Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ainun Na'im mengatakan pengalihan mahasiswa asal Palu ke universitas di daerah lain sedang berproses. Kemenristekdikti sedang melakukan proses identifikasi jumlah mahasiswa yang terdampak gempa dan atau tsunami di Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah. 

"Bagi mereka yang kebetulan di luar Palu kuliah di tempat lain ya, kalau keluarganya kena (bencana) yang kita bantu untuk kelanjutan kuliahnya. Demikian juga yang di Palu mungkin sebagian bisa kuliah di tempat lain," tuturnya.

Dia mengatakan dirinya menerima laporan kerusakan infrastruktur pendidikan tinggi sebesar 70 persen untuk kerusakan gedung seperti di Tadulako. "Dalam dua hari ini saya kira kita bisa update (perbarui) angka-angkanya," ujarnya. 

photo
Infografis Dampak Gempa Sulteng.

Baca Juga: 

Bantuan uang, medis, hingga nugget

Perguruan tinggi ini juga siap menyalurkan bantuan kepada korban gempa dan tsunami di Palu. ITS juga sudah menyiapkan bantuan yang terdiri dari dua tahap. 

Joni menuturkan tahap pertama berupa bantuan logistik untuk mengatasi kondisi darurat awal. Sama halnya dengan gempa di Lombok, ITS sudah mengalokasikan dana sebesar Rp 200 juta untuk membantu masyarakat.

Kemudian tahap kedua, yaitu tahap pemulihan infrastruktur yang juga sudah diterapkan pada bencana gampa bumi di Lombok. “Tahap pemulihan itu mereka (para korban) tidak lagi bicara logistik, tetapi lebih ke infrastruktur. Nanti mungkin dari situ kita mencoba melihat kondisi di lapangan,” kata Joni.

Joni menjelaskan bantuan tahap kedua masih akan melihat perkembangan karena kondisi di Palu berbeda dengan di Lombok. Di Kota Palu, ia mengatakan, bencana yang terjadi bukan hanya gempa, melainkan tsumani dan likuifaksi atau pencairan tanah. 

“Kondisi tersebut agak sulit sehingga untuk bantuan berupa infrastruktur tidak bisa kami tentukan sekarang,” kata Joni.

Sementara Unhas mengirimkan makanan siap saji kepada korban bencana di Palu dan Donggala. Pada pengiriman tahap pertama, Unhas menyalurkan bakso. Selanjutnya, Unhas menyerahkan nugget ayam buatan sendiri.

"Universitas Hasanuddin mengirimkan lagi 2,4 ton nugget ayam siap santap,” ujar Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu melalui siaran pers pada Rabu.

photo
Pelepasan Tim Bantuan Medis Universitas Islam Indonesia (UII) di Bandara Adi Sutjipto.

Dwia berujar, nugget ayam tersebut merupakan produksi Fakultas Peternakan Unhas. Nugget itu diolah dari dua ribu ekor ayam disumbangkan oleh PT Charoen Pokphan.

Menurut Dwia, alasan Unhas selalu mengirimkan makanan siap saji karena mengimbangi kondisi di Palu maupun Donggala. Makanan siap saji, baik bakso atau nugget, akan memudahkan relawan menyajikan kebutuhan bagi korban. 

"Dari laporan yang kami dapat, masyarakat Palu dan sekitarnya memang sangat butuh makanan yang bisa langsung disantap," terangnya.

Lain lagi dengan Universitas Islam Indonesia (UII). Perguruan tinggi asal Yogyakarta ini memberangkatkan tim bantuan medis untuk membantu korban musibah di Palu.

Rencananya, Tim Bantuan Medis UII akan bertugas mulai Rabu kemarin hingga 9 Oktober mendatang. Keberangkatan Tim Bantuan Medis dilepas langsung Rektor UII Fathul Wahid di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta.

UMP sebagai perguruan tinggi yang membawa nama Muhammadiyah juga  mengirimkan tim relawan psikososial untuk membantu penanganan pascagempa. Sedangkan UNS memberikan fasilitas keringanan biaya bagi mahasiswanya asal Palu dan Donggala. 

"Iya ada keringanan UKT bahkan bisa sampai pembebasan UKT untuk mahasiswa asal Palu yang kuliah di UNS jika memang keluarganya menjadi korban gempa dan tsunami di Palu," kata Ravik. 

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang Kota Palu dan sekitarnya pada Jumat (28/9) pekan lalu. Gempa tersebut menyebabkan longsoran di laut sehingga terjadi bencana lain, yakni tsunami. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement