REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung akhirnya mengangkut sampah di Pasar Sayati yang sudah menggunung dan menutupi belasan kios milik pedagang. Pengangkutan sampah dilakukan Rabu (3/10) malam kemarin menggunakan tiga truk tronton milik pemerintah daerah (pemda).
Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Bandung, Febi Siti Jubaedah mengungkapkan operasi bersih telah dilakukan melibatkan tiga truk tronton. Namun, saat pengangkutan sampah terjadi hujan deras sehingga tidak langsung diangkut semua.
"Opsih Pasar Sayati, Rabu (3/10) malam dengan tiga truk tronton yang bisa masuk ke lokasi pasar. Pengangkutan sementara terhenti karena hujan lebat," ujarnya, Kamis (4/10).
Ia menuturkan, pengangkutan sampah dilakukan malam hari setelah para pedagang pulang berjualan. Menurutnya, pengangkutan sampah akan dilakukan kembali hari ini setelah para pedagang beres berjualan.
Sampah menumpuk ditempat pembuangan sampah (TPS), di komplek Pasar Sayati, Kabupaten Bandung, Senin (24/4). Sampah menggunung hingga mengular kurang lebih mencapai 10 mete
Sebelumnya, puluhan pedagang di Pasar Sayati Indah, Kabupaten Bandung terpaksa tidak bisa berjualan sebab lokasi kios yang digunakan untuk berdagang tertutupi oleh tumpukan sampah. Sementara itu, pengangkutan sampah yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Kabupaten Bandung berjalan tidak rutin.
Salah seorang pedagang yang tergabung di Himpunan Pedagang Pusat Pembelanjaan Sayati Indah (HIPPPSI), Ahmad (51) mengungkapkan sampah yang menumpuk di Pasar Sayati dibiarkan begitu saja. Ia mengatakan, sampah yang menggunung sudah lama terjadi dan tidak sering diangkut bak sampah.
"20 kios tertutup dan tidak beroperasi akibat sampah yang menumpuk. Disini itu, kalau sampah diangkut dan bersih terus lama lagi gak diangkut," ujarnya saat berada di Soreang, Kabupaten Bandung.
Ia mengungkapkan, Senin (1/10) kemarin sampah-sampah yang menumpuk dibagian belakang pasar Sayati akan diangkut. Namun, hingga hari ini tidak ada kejelasan apakah akan diangkut sebab sampah tetap menumpuk.
"Konfirmasi ke Kepala UPT Margahayu, tidak ada yang jelas (soal pengangkutan)," katanya. Dirinya mengaku seluruh pedagang kecewa dengan kondisi pasar yang semrawut dengan adanya sampah yang bertahun-tahun selalu menumpuk dan jarang diangkat.