Kamis 04 Oct 2018 12:10 WIB

Emil Buat Lebih Santai Konsep 'Ngopi Saraosna'

Ada 10 ribu gelas kopi gratis disediakan pada acara Ngopi Saraosna Pemprov Jabar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Elba Damhuri
Peserta mencicipi kopi saat Festival Ngopi Saraosna Vol. 4 di halaman Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/12). Kegiatan Ngopi Saraosna tersebut merupakan ajang promosi kopi asli Jabar sekaligus mempertemukan antara petani kopi dan para pengusaha kopi.
Foto: Agung Rajasa/Antara
Peserta mencicipi kopi saat Festival Ngopi Saraosna Vol. 4 di halaman Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/12). Kegiatan Ngopi Saraosna tersebut merupakan ajang promosi kopi asli Jabar sekaligus mempertemukan antara petani kopi dan para pengusaha kopi.

REPUBLIKA.CO.ID BANDUNG -- Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat kembali akan menggelar pameran kopi bertajuk "Ngopi Saraosna" yang tahun ini memasuki gelaran keenam. Ngopi Saraosna Vol 6 ini akan tetap digelar di halaman Gedung Sate Bandung, Jumat-Sabtu (12-13/10).

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ngopi Saraosna kali ini disingkat menjadi Ngora Vol 6  yang akan dikemas dengan konsep lebih santai, rileks, dan romantis. Oleh karena itu, Ridwan Kamil memilih halaman belakang Gedung Sate menjadi area digelarnya Ngora Vol 6 ini karena banyak pohon rindang dan lapangan yang luas.

"Iya, tanggal 12-13 Oktober 2018 kita akan mempromosikan kopi Jabar ke seluruh Indonesia dan dunia melalui acara Ngopi Saraosna Vol 6, kali ini saya singkat "Ngora Vol 6," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (4/10).

Emil menjelaskan, lokasi acara tetap di Gedung Sate tapi ia ubah tidak di depan melainkan di halaman belakang yang lebih banyak pohonnya, rindang, lebih rileks dan romantis. Emil berharap, budaya ngopi dengan gaya yang santai bisa menjadi sebuah tradisi di masyarakat.

"Keluarga juga nanti akan diundang di belakang ada lapangan yang luas tidak terpakai. Kita akan bikin perlombaan di situ," katanya.

Gelaran "Ngopi Sarosna" setiap tahunnya selalu mendapat antusiasme dan tren yang terus meningkat baik dari pengunjung maupun produk kopinya. "Jadi hal-hal positif dari zaman Pak Aher akan saya lanjutkan, tinggal namanya harus spesifik menurut saya," kata Emil.

Menurut Emil, agar kopi Jabar ini mendunia bahasanya pun harus disesuaikan. Tahun depan, kemungkinan namanya akan diganti.

"Tapi kita mau studi dulu saya inginnya go international maka bahasanya harus menyesuaikan," katanya.

Rencananya, kata dia, Ngora Vol 6 juga akan dihadiri oleh para duta besar negara-negara yang memiliki ketertarikan dengan kopi. Emil pun saat itu juga langsung memerintahkan sekretaris pribadinya untuk mengirim surat undangan untuk para Dubes.

"Goal dari acara ini ujungnya adalah ingat kopi Indonesia, ingat Jabar," kata Emil.

Emil menjelaskan, dahulu kopi pertama kali datang ke Jawa Barat dari Afrika dibawa oleh pedagang dari India. Kemudian pedagang itu memberi nama kopi gunung Malabar.

Malabar sendiri merupakan nama daerah di India. Dari situlah oleh pemerintah kolonial kopi disebarkan ke seluruh dunia dan mendapat respon positif terutama di Amerika Latin. Sehingga sampai saat inipun citra kopi dominamnya masih melekat dari Amerika Latin.

Saat ini panitia penyelenggara Ngora Vol 6 masih mematangkan persiapan. Rencananya acara ini akan diramaikan oleh Nicholas Saputra, Dewi Lestari, d'Masiv, Mustache and Beard, dan Homogenic.

Selain itu 10 ribu cups kopi gratis akan dibagikan kepada pengunjung termasuk kopi hasil racikan Gubernur Emil pada even yang akan dihadiri oleh 64 booth kopi itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement