REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak empat dari delapan alat peringatan tsunami (Early Warning System Tsunami) yang terpasang sepanjang pantai Kabupaten Garut, Jawa Barat, dalam kondisi rusak. Alat rusak akibat korosi sehingga tidak bisa berfungsi untuk memberikan peringatan tsunami kepada masyarakat pesisir pantai.
"Ada empat yang rusak dari delapan alat yang dipasang sepanjang pantai Selatan Garut," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Asep Syaripudin kepada wartawan di Garut, Rabu.
Ia menuturkan, Kabupaten Garut memiliki garis pantai laut Samudera Hindia mulai dari perbatasan Kabupaten Cianjur sampai Kabupaten Tasikmalaya.
Pemerintah, lanjut dia, sudah memasang delapan alat peringatan dini tsunami di tujuh titik atau masing-masing kecamatan wilayah Selatan Garut yang memiliki daerah pantai. "Alat ini sudah dipasang di tujuh titik atau kecamatan sepanjang pantai Selatan Garut untuk mendeteksi bencana alam tsunami," katanya
Ia menyatakan, alat tersebut sudah dipasang sejak 2014 bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), namun saat ini kondisinya sudah ada yang rusak.
Alat yang rusak tersebut, kata dia, sudah sulit untuk diperbaiki, bahkan membutuhkan dana yang cukup besar, sehingga solusinya mengajukan bantuan perbaikan kepada Provinsi Jawa Barat. "Butuh anggaran antara Rp70 juta hingga Rp120 juta per unit, dan kami sudah mengajukan bantuan sejak 2017," katanya.
Ia menambahkan, idealnya alat tersebut terpasang di pantai wilayah Garut sebanyak 28 unit, namun saat ini baru mampu delapan unit.
Menurut dia, alat tersebut dibutuhkan masyarakat sepanjang pesisir pantai Selatan Garut untuk peringatan dini menyelamatkan diri apabila ada ancaman bahaya tsunami.
"Fungsi alat tersebut sangat vital untuk dapat mengantisipasi terjadinya korban," ujar Asep.