Rabu 03 Oct 2018 20:17 WIB

Mendagri: Perdamaian Adat di Maybrat Hilangkan Perbedaan

Kunci menyelesaikan perbedaan adalah persatuan dan gotong royong antar masyarakat

Red: EH Ismail
Menteri Dalam Negeri (Mendagri)  Tjahjo Kumolo menghadiri acara perdamaian adat masyarakat Maybrat
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menghadiri acara perdamaian adat masyarakat Maybrat

REPUBLIKA.CO.ID, MAYBRAT -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri)  Tjahjo Kumolo menghadiri acara perdamaian adat masyarakat Maybrat sekaligus pencanangan Kumurkek sebagai ibukota kabupaten Maybrat. Dalam sambutannya, Tjahjo mengatakan, perdamaian adat menjadi peristiwa istimewa.

Menurut Tjahjo, bersamaan dengan perdamaian adat, semua perbedaan yang pernah ada hilang. Masyarakat bersatu. Tjahjo mengaku bersyukur karena perdamaian bukan karena keinginan pemerintah pusat, atau pemangku kebijakan di Maybrat. Perdamaian tersebut berasal dari keinginan para tetua adat dan masyarakat Maybrat sendiri.

"Adanya rekonsiliasi ini bukan keinginan pemerintah pusat, tapi ini keinginan ketua adat, pimpinan adat yang ada di Maybrat," kata Tjahjo di Kumurkek, Maybrat, Papua Barat, Rabu (3/10).

Tjahjo pun mengingatkan, terbentuknya kabupaten Maybrat karena keinginan masyarakat. Dengan demikian, kunci dalam menyelesaikan setiap perbedaan adalah persatuan dan gotong royong antar masyarakat. Ia berharap, Maybrat bisa lebih maju dari Sorong.

" Pak gubernur, Pak bupati harus dengarkan ketua adat dan tokoh adat untuk membangun Maybrat ini. Setiap keputusan pembangunan, harus berdialog.  Dengarkan aspirasi masyarakat adat. Pak Bupati dan Wakil Bupati dan Pak Sekda serta seluruh masyarakat yang menyaksikan  saksikan, mari kita  harus buat yang terbaik," ujarnya.

Tjahjo mengingatkan, pemerintah daerah itu tidak hanya kepala daerah dan DPRD. Namun ada Kapolda dengan jajarannya, Panglima Kodam, Kejati dan Kajari. Hal itu merupakan eksatuan yang tidak terpisahkan dari Pemda.

"Dan ingat harus konsultasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat. Ada ketua adat. Ini harus dijadikan kekuatan untuk persatukan masyarakat,  untuk membangun Maybrat," tuturnya.

Tjahjo berterima kasih atas penobatan dirinya sebagai bobot atau tetua adat masyarakat Maybrat. Baginya ini sebuah kehormatan karena ia sudah jadi keluarga besar masyarakat Maybrat. Ia berjanji akan kembali berkunjung ke Maybrat.

"Bagi saya hari, hari yang bahagia bagi kita. Kuncinya, masyarakat adat punya semangat bersatu, untuk percepat pembangunan," ujarnya.

Tidak lupa, Tjahjo menyampaikan salam hormat dari Presiden Jokowi. Menurut Tjahjo, Presiden sangat menaruh perhatian kepada perkembangan dan pembangunan di Papua. Buktinya, sudah delapan kali Presiden Jokowi berkunjung ke tanah Papua. Itu adalah bukti komitmen nyata, bahwa kepala negara ingin membangun Papua.

"Ingat pemerintah itu satu dari presiden sampai bawah. Kalau ingat lagu dari Sabang sampai  Merauke berjajar pulau, itulah Indonesia, kini  telah jadi kenyataan. Sudah terjalin dengan baik," katanya.

Tjahjo juga mengingatkan Bupati Maybrat, untuk terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Misalnya, di setiap kecamatan harus ada puskesmas lengkap dengan dokter dan perawatnya. Ia juga mengingatkan,  rumah adat harus diperhatikan.

"Di Maybrat ada kekuatan adat. Boleh maju modern, tapi jangan tinggalkan jatidiri. Ini kehadiran saya yang pertama. Saya janji. Setidaknya resmikan yang kita bangun ini. Mari bergandengan tangan bersatu padu," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement