Selasa 02 Oct 2018 23:54 WIB

IFRC Komitmen Beri Bantuan untuk Bencana Palu

IFRC menyiapkan dana darurat 22 juta swiss franc untuk membantu bencana di Sulteng

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Satu unit kendaraan tertimbun akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR), di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Satu unit kendaraan tertimbun akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR), di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menerima International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC). Pertemuan tersebut membahas tentang penyaluran bantuan untuk penanggulangan gempa dan tsunami yang melanda wilayah Sulawesi Tengah. 

Direktur Regional Asia Pasifik IFRC Xavier Castelliannos mengatakan, IFRC telah menyiapkan dana darurat sebesar 22 juta swiss franc untuk membantu penanggulangan bencana di wilayah Sulawesi Tengah. Dana tersebut digunakan untuk fokus di kesehatan, air bersih, dan kebutuhan lainnya yang mendukung kehidupan masyarakat.

"Dana tersebut untuk mendukung dan memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat yang terdampak bencana, dan juga operasi tanggap darurat," ujar Castelliannos di Kantor Wakil Presiden, Selasa (2/10).

Castelliannos mengapresiasi Palang Merah Indonesia (PMI) yang telah terjun membantu penanganan bencana sejak awal. Castelliannos menambahkan, IFRC dan PMI telah mengerahkan tenaga relawan untuk membantu penanganan bencana di wilayah Sulawesi Tengah. Selain itu, IFRC juga berkomitmen untuk memberikan bantuan jangka panjang kepada daerah-daerah di Sulawesi Tengah yang terkena dampak gempa dan tsunami. 

"Kami juga ada tim assesment yang berada di area bencana, dan menolong masyarakat di sana, berdasarkan assesment tersebut akan ditentukan daerah-daerah yang akan kami dampingi untuk jangka panjang," kata Castelliannos. 

Sebelumnya, Jusuf Kalla selaku ketua umum PMI mengatakan, PMI telah memberikan bantuan berupa dapur umum, dan penyediaan air bersih. Adapun PMI telah menyiapkan 20 mobil tangki air. Jusuf Kalla menegaskan, PMI akan terus mengawal penanganan bencana gempa dan tsunami di wilayah Sulawesi Tengah hingga tuntas. Bahkan, sampai saat ini masih ada relawan PMI yang tetap tinggal di Lombok.

"Yang paling lama kerja PMI, orang sudah pulang PMI masih ada disitu, dulu di Jogja PMI kerja setahun, orang pasang bendera seminggu, dua minggu tapi setelah itu tinggalkan daerah, PMI tidak pernah meninggalkan daerah sampai tuntas," ujar Jusuf Kalla. N. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement