REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Kapolri Tito Karnavian agar menangkap para penyebar berita hoax terkait bencana yang tengah terjadi di Sulawesi Tengah. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto usai rapat terbatas terkait penanganan dampak gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
"Jangan sampai muncul hoax, berita tidak benar meresahkan masyarakat tidak enak dan tidak elok. Presiden instrusikan Kapolri siapapun yang dapat bencana seperti ini dan memanfaatkan keprihatinan ini untuk kepentingan yang meresahkan masyarakat segera kita tangkap," ujar Wiranto dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (2/10).
Ia menambahkan, pemerintah akan menyampaikan berita resmi kepada masyarakat terkait bencana gempa dan tsunami melalui Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho.
"Sedangkan yang lain disesuaikan dengan pokok informasi yang disusun oleh badan resmi yang kita tunjuk," kata dia.
Pascabencana yang melanda Palu dan Donggala, tak sedikit berita hoax yang beredar dan meresahkan masyarakat. Kementerian Komunikasi dan Informatika pun menemukan sejumlah informasi palsu pascaterjadinya bencana.
Di antaranya terkait gambar bendungan Bili-Bili di Kabupaten Gowa yang mengalami retak padahal faktanya bendungan tersebut dalam keadaan baik. Selain itu, beredar pula foto korban gempa tsunami Aceh 2004 dengan keterangan informasi korban gempa tsunami di Palu.
Adapula informasi meninggalnya Wali Kota Palu Hidayat yang ternyata palsu. Info hoax juga menyebar ke masyarakat terkait gempa susulan.