REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menempatkan zona orientasi (orientation zone) di Terminal Keberangkatan Internasional. Ini merupakan fasilitas baru ditujukan untuk mempermudah delegasi yang akan kembali ke negaranya masing-masing usai mengikuti Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia (World Bank), 8-14 Oktober 2018 di Pulau Dewata.
General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi memaparkan zona orientasi ini tepatnya berada di depan area immigation check, sebelum memasuki area perbelanjaan duty free. Ini adalah area pertama yang dilalui penumpang setelah melewati proses check in dan pemeriksaan imigrasi.
"Total luasnya 231 meter per segi dan sengaja dirancang sebagai area atraktif dan stress release," kata Yanus kepada Republika, Selasa (2/10).
Zona orientasi ini didesain modern, minimalis, dan futuristik. Sejumlah peralatan ditempatkan untuk memfasilitasi informasi terkait jadwal penerbangan, arah menuju pintu keberangkatan, seperti flight information display system (FIDS), world clock, dan airport directory. Ada juga waktu dan jarak yang dibutuhkan untuk mencapai pintu keberangkatan, area komersial, fasilitas bandara, dan lokasi-lokasi lain di terminal keberangkatan internasional.
Seluruh fasilitas ini dinilai Yanus membuat penumpang merasa nyaman dan memanfaatkan waktu tersedia sebelum berangkat dengan pesawatnya masing-masing. Salah satu faktor yang membuat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dilabeli bandara terbaik berkelas dunia (World Best Airport) adalah sisi ambiencenya.
"Zoan orientasi ini dapat memberi nilai tambah untuk kualitas layanan kepada pengguna jasa bandara," kata Yanus.