REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sebanyak 127 titik panas tersebar di sejumlah provinsi di Pulau Sumatra, Selasa (2/10) pagi. Titik panas menjadi indikasi awal masih terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofiasika (BMKG) Stasiun Pekanbaru yang terakhir diperbarui pukul 06.00 WIB, Provinsi Sumatra Selatan paling banyak terdapat titik panas yakni 57 titik. Kemudian Riau ada 28 titik, Bangka Belitung 19 titik, Lampung 13 titik, Jambi tujuh titik dan Kepulauan Riau tiga titik.
Sebanyak 28 titik panas di Riau masih terkonsentrasi di daerah pesisir. Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) masih yang terbanyak dengan 16 titik, kemudian Indragiri Hulu (Inhu) sembilan titik, dan Pelalawan ada tiga titik.
Dari jumlah tersebut, ada 18 yang merupakan titik api kebakaran. Inhil masih daerah terbanyak dengan 10 titik, lalu Inhu lima titik dan Pelalawan tiga titik.
Prakiraan secara umum kondisi cuaca Riau cerah berawan, dan hujan ringan yang bersifat lokal. Area kebakaran seperti Inhil juga diprakirkan turun hujan, namun skalanya ringan.
Kemudian suhu udara berkisar 23 hingga 34 derajat Celcius, dengan kelembaban udara 45 sampai 97 persen. Angin bertiup dari arah Timur ke Selatan dengan kecepatan 09 sampai 27 Km per jam.
Stasiun Klimatologi Provinsi Riau menyatakan ada tiga daerah yang paling rawan Karhutla berdasarkan analisis hari tanpa hujan.
"Paling rawan adalah Kecamatan Bandar Pelatangan di Kabupaten Pelalawan, karena sudah 24 hari tanpa hujan," kata Staf Analisa Stasiun Klimatologi Provinsi Riau, Ardhitama.
Dua daerah lainnya berada di Kabupaten Kepulauan Meranti. Antara lain di Kecamatan Tebing Tinggi Timur karena 18 hari tanpa hujan, dan Kecamatan Rangsang karena 12 hari tanpa hujan