Selasa 02 Oct 2018 09:14 WIB

Warga Donggala Lebih Tenang Tidur di Tenda-Tenda

Ratusan warga mengantre sambil membawa jerigen di SPBU jalur Pasangkayu-Donggala.

Warga melintas di depan kapal Sabuk Nusantara 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Foto: Muhammad Adimaja/Antara
Warga melintas di depan kapal Sabuk Nusantara 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, DONGGALA -- Warga Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, membangun tenda di samping rumah-rumah mereka pascagempa dan tsunami menerjang kawasan itu pada Jumat (28/9) lalu. Dari pantauan sepanjang jalur Pasangkayu (Sulawesi Barat) menuju Donggala pada Senin (1/10), sebagian warga khususnya yang tinggal di kawasan pesisir terlihat membuat tenda di samping rumah mereka.

Warga yang ditemui mengaku, lebih tenang jika tidur di dalam tenda dibanding rumah. Mereka merasa khawatir terjadi lagi gempa dan tsunami.

''Walaupun rumah saya tidak terlalu parah dan masih bisa ditempati, tapi saya lebih tenang tidur di dalam tenda karena khawatir terjadi lagi gempa dan tsunami," kata seorang warga Donggala, Wiah.

Beberapa warga juga terlihat membangun tenda-tenda di dataran yang tinggi untuk menghindari kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami. Di beberapa titik sebelum memasuki wilayah kota Donggala, warga terlihat berdiri di pinggir jalan. Mereka meminta bantuan dari setiap pengendara yang melintas.

Sementara itu, kerusakan akibat gempa dan tsunami juga terlihat dengan retakan jalan di beberapa titik sebelum memasuki kawasan kota Donggala. Sejumlah tiang listrik pada sisi kanan jalur Pasangkayu-Donggala itu juga terlihat nyaris roboh.

Pemandangan lain dari dampak gempa tersebut yakni, antrean panjang di SPBU pada jalan trans nasional itu. Selain kendaraan roda dua dan roda empat, ratusan warga juga terlihat mengantre sambil membawa jerigen di dua SPBU pada jalur Pasangkayu-Donggala itu.

''Kami terpaksa membeli BBM jerigen untuk menghidupkan genset karena sampai saat ini aliran listrik di Donggala masih terputus,'' kata seorang warga Donggala ditemui saat mengantre BBM.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement