REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sedikitnya 1.500 orang antre di Bandara Mutiara Sis Aldjufri Palu untuk menanti giliran dievakuasi ke luar Kota Palu dengan pesawat-pesawat Hercules TNI.
Berdasarkan pantaun, Senin (1/10), 500-an warga baik anak-anak maupun dewasa rela berjemur di bawah terik panas matahari karena disuruh berbaris di apron bandara untuk mendapat giliran menumpang dua pesawat Hercules yang baru mendarat.
Beberapa ibu tampak sempat pingsan karena kepanasan dan kehausan sehingga perlu mendapat pertolongan anggota TNI.
Sementara itu di luar bandara, tampak ratusan warga lainnya antre mendaftarkan diri untuk menumpang pesawat Hercules ke luar dari Kota Palu pascagempa bermagnitudo 7,4 pada skala Richter pada Jumat (28/9).
"Saya dari kelurahan Nunu, Kota Palu, sudah dua hari berada di sini untuk menunggu giliran naik pesawat Hercules untuk kembali ke Jawa Tmur bersama suami dan anak-anak, namun belum juga mendapat kesempatan," ujar Nunik, seorang warga Sidoarjo di halaman bandara tersebut.
Keterangan yang dihimpun Antara di Bandara Mutiara Sis Aldjufri menyebutkan bahwa pesawat-pesawat Hercules TNI yang mengangkut logistik ke Kota Palu, kembali ke Makassar dengan membawa warga yang hendak keluar dari kota ini.
Menteri BUMN Rini Sumarno saat mendarat di Bandara Mutiara Palu, Senin siang, tampak terenyuh menyaksikan warga yang berjubel menunggu kesempatan menumpang peswat Hercules sehingga ia memerintahkan PT. Pelni untuk mengangkut warga dengan kapal yang sedang sandar di Pelabuhan Pantoloan.
Kebetulan, kata menteri, ada KM Lambelu yang sedang sandar di Pantoloan dengan tujuan Makassar dan Jawa lewat Tarakan. Kapal itu bisa dimanfaatkan warga yang mau menggunakannya secara gratis untuk keluar dari kota ini.
Kemudian menyusul pada Selasa akan ada satu lagi KM Bukit Siguntang dengan tujuan Balikpapan, Makassar dan Surabaya. "KM Lambelu bisa bawa 1.500 orang hari ini dan KM Bukit Siguntang sebayak 3.000 orang," ujarnya.
Menteri Rini juga memerintahkan PT Pelindo dan Pertamina untuk membuat tenda pengungsian dan membangun dapur umum sehingga warga yang akan keluar Palu tidak perlu lagi mengantre di bandara.
Untuk mengangkut warga dari Kota Palu ke Pelabuhan Pantoloan sejauh 25 kilometer, Perum Damri diminta untuk menyediakan armada bagi mereka.