REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin Makassar kembali mengonfirmasi penerbangannya dari Palu ke Makassar setelah beberapa saat tertunda karena membeludaknya warga yang ingin naik pesawat Hercules.
"Disampaikan bahwa pesawat Hercules sudah bisa terbang kembali setelah masyarakat Palu diberi pengertian," kata Kepala Penerangan Lanud Hasanuddin, Mayor Sus Henny Purwani di Makassar, Senin (1/10).
Ia mengatakan penerbangan pesawat Hercules sempat tertunda dan dinyatakan batal terbang karena ribuan warga Palu menyerbu masuk apron Bandara Palu untuk bisa diangkut ke Makassar. Namun, dengan jumlah warga Palu yang saling berebut ingin lebih dulu naik ke pesawat agar bisa dibawa pulang ke Makassar, akhirnya pilot menunda pemberangkatan tersebut hingga waktu yang tidak ditentukan.
"Setelah proses negosiasi dan memberikan pemahaman kepada warga Palu, akhirnya mereka mengerti dan penerbangan kemudian dilanjutkan," katanya.
Sejumalah warga menunggu giliran untuk dievakuasi ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menggunakan pesawat Hercules di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (30/9).
Adapun pesawat tersebut rencananya akan membawa korban dari Palu sekitar 270 orang serta 47 orang warga negara asing (WNA) yang menjadi mahasiswa di Palu. Henny mengaku jika para mahasiswa asal Thailand itu dijemput oleh Atase Udara Thailand untuk Indonesia Kolonel Prapas dan Atase Darat Thailand untuk Indonesia Kolonel Pakorn.
Setelah para mahasiswa itu dijemput, mereka kemudian disambut oleh Duta Besar Thailand untuk Indonesia Mr Charnbhumidol dan Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama TNI Bowo Budiarto. Selain mahasiswa asal Thailand itu, masih ada beberapa WNA lainnya dari negara Cina, Kanada, Papua Nugini, dan Timor Leste. Semua WNA tersebut sudah diangkut menggunakan pesawat Hercules.
Sebelumnya, pagi jelang siang, Lanud Sultan Hasanuddin mengumumkan pembatalan penerbangan pesawat Hercules karena tersandera korban gempa di Bandara Sis Al Jufrie Palu, Sulteng. "Di sana di Bandara Palu, pesawat tidak bisa terbang karena tersandera para korban. Mereka yang berhasil masuk sampai ke apron jumlahnya ribuan dan berebut untuk naik pesawat. Akhirnya pilot memutuskan pembatalan penerbangan hingga waktu yang belum ditentukan," katanya.