REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengatakan bantuan logistik untuk warga pengungsi dan korban gempa bumi di Palu dan sekitarnya terkendala pada proses pengiriman dan pendistribusian. Saat ini, ia mengatakan, transportasi, baik melalui udara maupun pelabuhan, sedang diperbaiki.
"Mudah-mudahan, (airport dan pelabuhan) akan beroperasi hari ini atau besok," kata Wapres Jusuf Kalla usai menghadiri HUT DPD RI di Parlemen Senayan Jakarta, Senin (1/10).
Untuk sementara, JK mengatakan, PMI akan mengirimkan bantuan logistik berupa bahan makanan dan obat-obatan menggunakan helikopter karena kondisi landasan Bandara SIS Al-Jufrie mengalami kerusakan. "Sudah (mengirimkan) air, obat-obatan, dokter dan bahan-bahan yang dibutuhkan," kata JK.
Pada kesempatan itu, wakil presiden juga mengatakan PLN segera memperbaiki gardu-gardu induk yang terkena dampak gempa di Palu dan Donggala. Pasokan listrik untuk Palu, Donggala, dan sekitarnya berasal dari PLTA Poso.
Selain itu, PLN juga akan mengirimkan genset untuk memenuhi kebutuhan listrik di Palu dan Donggala. "Kalau listriknya sendiri ada dari Poso, cuma gardunya (akan diperbaiki PLN)," ujar JK.
Baca Juga: Kapolri: Bukan Penjarahan, Mereka Itu Lapar
JK mengatakan berencana meninjau kondisi pascagempa di Palu dan Donggala. "Ya, nanti pada waktunya (akan meninjau Palu dan Donggala), nantilah kami kasih tahu," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menambahkan, saat ini pemerintah dan seluruh pihak yang terkait turut membantu untuk meringankan beban korban yang terkena dampak akibat gempa di Palu dan Donggala. Menurut dia, pemerintah akan mengupayakan beberapa perbaikan seperti listrik dan bahan bakar.
"Nanti rehabilitasi dan rekonstruksi juga akan dilaksanakan pada waktunya," ujar Jusuf Kalla.
Kebutuhan korban gempa
Anggota Basarnas dan Polri mengevakuasi jenazah korban gempa di Petabo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). (Antara)
Berdasarkan laporan petugas PMI di lapangan, kebutuhan mendesak di lokasi bencana ialah makanan siap saji, air bersih, makanan bayi dan anak, tenda, terpal, selimut, velbed, obat-obatan, rumah sakit lapangan, tenaga medis, perbaikan listrik, dan perbaikan jalur komunikasi. Fokus PMI untuk saat ini sebagai respons awal, yakni mengevakuasi korban dan memberikan pertolongan pertama pada masyarakat terdampak.
Kantor Markas PMI Sulawesi Tengah runtuh akibat gempa, tetapi tim PMI masih beroperasi dengan membuka tenda di depan markas. PMI Pusat telah mengerahkan personel dari PMI di kota-kota terdekat Palu untuk membantu menangani korban gempa bumi dan tsunami.
Baca Juga: Kemenhub Terbitkan Empat Izin Penerbangan Komersial ke Palu
Hingga saat ini, PMI mengutamakan penerjunan personel dari wilayah Sulawesi Selatan, seperti Luwu Utara, Kota Palopo, Luwu Timur, Kota Makassar, dan dari Sulawesi Barat. Total relawan PMI yang dikerahkan hingga Sabtu (29/9) sebanyak 32 orang dengan spesialisasi evakuasi, logistik, pertolongan pertama, perawat, WASH (sanitasi air dan kesehatan), posko, dan dapur umum.
Sementara jumlah armada yang dikirimkan per hari ini pukul 11.45 WIB sebanyak lima ambulans, dua mobil operasional, satu kendaraan tangki air, satu unit mobil amphibi Haglun, beserta satu unit genset, tujuh unit alat komunikasi HT, dua set tandu, dan 1 unit tenda regu. PMI juga telah mengirimkan logistik darurat berupa 200 selimut, 200 tikar, 500 jeriken, dan 200 sarung dari Gudang PMI di Makassar (Sulawesi Selatan) dan Banjarmasin (Kalimantan Selatan) serta dana tanggap darurat sebesar Rp 100 juta.