Senin 01 Oct 2018 06:03 WIB

Pusat Perbelanjaan di Jakarta Rayakan Hari Batik

Gairah mengembangkan usaha batik daerah kini dirasakan cukup berkembang.

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
Perajin saat membatik kain pada pameran kain Adiwastra Nusantara 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (11/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Perajin saat membatik kain pada pameran kain Adiwastra Nusantara 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Thamrin City sebagai salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta merayakan Hari Batik Nasional. Perayaan Hari Batik Nasional itu ditandai dengan menyelenggarakan pameran baju batik selama empat hari, 29 September hingga 2 Oktober 2018. Ini merupakan upaya melestarikan warisan adiluhung bangsa yang sudah menjadi warisan dunia.

Thamrin City menggelar berbagai macam acara menarik. Di antaranya, Trade In Batik yaitu menukarkan batik lama dengan batik baru secara gratis. Disertai penjualan batik seharga batik hanya lima ribu rupiah untuk satu potong batik, lelang batik, bazaar batik, gelar Musik Etnik, Rampak Kendang, dan fashion show batik trend. "Lalu ditutup dengan penampilan The Ikan Bakars, D'Masiv, Geisha," jelas Adi Adnyana selaku General Manager Thamrin City, dalam keterangan pers, di Jakarta, Ahad (30/9).

Hasil dari penjualan batik harga lima ribu per potong akan diberikan kepada Bazis untuk disumbangkan ke saudara-saudara kita yang terkena bencana di Lombok. Sedangkan Trade In Batik yaitu menukarkan batik lama dengan batik baru gratis, lelang batik adalah melelang harga batik pengrajin dengan harga khusus. Ini merupakan persembahan dari para pengrajin dan pedagang batik di pusat batik Nusantara Thamrin City.

Kehadiran pusat batik Nusantara di pusat perbelanjaan tersebut telah menjadikan batik sebagai bisnis yang menguntungkan para pedagang. Di antaranya Cindy Sosrodiningrat pemilik Boutique Eyang Putri. "Saya sudah berbisnis batik selama delapan tahun ini, trend penjualan batik dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan dukungan pemerintah melalui regulasi dan promosi yang makin gencar.

"Trend penjualan batik Sogan kami yang berciri warna alam khas dari Solo semakin meningkat dari tahun ke tahun dan apalagi didukung oleh pemerintah yang sekarang mewajibkan memakai batik," terang Cindy.

Gairah mengembangkan usaha batik daerah kini dirasakan oleh Anna Setyaningsih, pemilik gerai Batik Betawi. Dia telah menggeluti dunia usaha batik sejak 2011 dan mulai membuka usahanya sejak awal 2018.

Baginya, kreasi Batik Betawi yang menonjolkan warna-warna terang menjadi tantangan tersendiri. "Warna-warna terang yang dominan dalam Batik Betawi merupakan ciri orang Betawi yang berani," ujar Anna. 

Di tokonya, Anna menjual baju batik dengan berbagai macam motif. Ada ondel-ondel, Monas, Tugu Selamat Datang , Patung Pancoran serta Flora dan Fauna Jakarta. "Harga bervariasi mulai dari Rp 150 ribu  hingga Rp 750 ribu untuk baju batik dan kain batik yang dijual per lembar," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement