Sabtu 29 Sep 2018 20:42 WIB

Fadli Zon Yakin Prabowo-Sandi Rebut 80 Persen Suara Sumbar

Kami yakin orang Minang rasional dan tahu mana yang baik dan mana yang kurang baik.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus Yulianto
Wakil ketua tim pemenang calon presiden pasangan no urut 02 Prabowo-Sandi, Neno Warisman (dua ke kiri) dan Wakil ketua Gerinda Fadli Zon (dua ke kanan) melepaskan balon setelah deklarasi Kebangsaan Relawan Prabowo-Sandi Ganti Presiden, di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (29/9).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Wakil ketua tim pemenang calon presiden pasangan no urut 02 Prabowo-Sandi, Neno Warisman (dua ke kiri) dan Wakil ketua Gerinda Fadli Zon (dua ke kanan) melepaskan balon setelah deklarasi Kebangsaan Relawan Prabowo-Sandi Ganti Presiden, di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengaku, yakin pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Sandi bisa merebut 80 persen suara di Sumatra Barat pada pemilu 2019. Keyakinannya berkaca pada kemenangan yang dicapai Prabowo saat pemilihan presiden pada 2014 lalu yang merebut 77 persen suara di Sumatra Barat. 

"Kami yakin orang Minang rasional dan tahu mana yang baik dan mana yang kurang baik, mana yang pencitraan mana yang realitas. Meskipun dipengaruhi, ada yang diintimidasi, saya yakin tidak akan beralih suara Pak Prabowo," jelas Fadli Zon usai deklarasi relawan Prabowo-Sandi di Kota Padang, Sabtu (29/9).

Fadli menyampaikan, tim sukses masih memiliki waktu 6 bulan untuk berjuang merebut suara di daerah. Ia juga mengaku, yakin Prabowo-Sandi bisa unggul di atas capres-cawapres 'seberang' dengan perolehan suara di atas 60 persen secara nasional pada Pilpres 2019 nanti. 

"(Pemerintah) yang telah diberikan amanat 4 tahun lebih ini gagal menyejahterakan rakyat. Dan kegagalan itu menurut saya tak boleh terulang lagi. Hanya keledai yang masuk lubang dua kali," kata Fadli. 

Fadli menyampaikan, karena PR besar pemerintahan saat ini adalah pemerataan ekonomi, keadilan di berbagai sektor, dan kemakmuran yang juga belum tercapai, maka tim sukses Prabowo-Sandi mengusung jargon 'Adil-Makmur' selama kampanye. Ia mengaku, bagi sebagian orang jargon tersebut terdengar klisen. 

Namun, lanjutnya, fakta di lapangan memang dua hal tersebut lah, keadilan dan kemakmuran, yang masih menjadi tugas berat pemerintah. "Kita sekarang masih banyak rakyat miskin, cari pekerjaan sulit, harga tak terjangkau, daya beli lemah. Rupiah makin hancur. Ini bukti kegalalan yang sudah nyata dan ini buktikan tidak ada kemakmuran," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement