Sabtu 29 Sep 2018 15:40 WIB

KPU Kesulitan Distribusi Logistik di Lokasi Gempa

Besok KPU akan memproduksi kotak suara dan bilik suara.

Rep: Ali Mansur/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pasien mendapat perawatan di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Undata, Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Perawatan di luar gedung rumah sakit tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan adanya gempa susulan.
Foto: ANTARA FOTO/HO/BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Sejumlah pasien mendapat perawatan di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Undata, Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Perawatan di luar gedung rumah sakit tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan adanya gempa susulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menyampaikan bahwa bencana gempa bumi yang disertai dengan Tsunami di Palu, membuat pihaknya kesulitan mendistribusikan logistik untuk pemilihan umum (pemilu). Namun sampai saat ini, pihaknya masih terus berkomunikasi dengan jajarannya yang berada di Palu.

"Kami kesulitan sampai tadi malam untuk berkomunikasi. Hingga saat ini kami kasih monitoring kondisi di sana. Untuk koordinasi soal distribusi logistik pemilu," ujar Arief dalam diskusi dengan tema "Pemilu 2019  pertahan demokrasi," di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (29/9).

Apalagi, kata Arief, besok KPU akan memproduksi kotak suara dan bilik suara. Kemudian untuk surat suara sendiri baru akan diproduksi pada tahun 2019 mendatang. Kendati demikian, pihaknya tetap berupaya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Hal itu perlu dilakukan agar pelaksanaan Pemilu 2019 berjalan sukses tanpa terganggu dengan bencana yang terjadi saat ini.

"Kami berharap logistik pemilu bisa disalurkan ke seluruh wilayah Indonesia. Memang itu membuat kerumitan bagi penyelenggara pemilu," kata Arief.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui jumlah korban akibat gempa berkekuatan 7,7 skala richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Donggala terdampak hingga ke Kota Palu, Sulawesi Tengah. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, 384 orang meninggal dunia.

"Sampai dengan hari ini pukul 13.00 WIB update jumlah korban meninggal tercatat 384 orang meninggal dunia di mana tersebar di rumah sakit," ujar Sutopo saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (29/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement