Jumat 28 Sep 2018 18:00 WIB

YBM PLN Bangun 150 Huntara di Lombok

Pembangunan huntara dilakukan di atas rumah warga yang sudah dibersihkan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN meresmikan rumah recovery Lombok di Dusun Lebah Sari, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Jumat (28/9).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN meresmikan rumah recovery Lombok di Dusun Lebah Sari, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Jumat (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Yayasan Baitul Maal (YBM) Perusahaan Listrik Negara (PLN) meresmikan rumah recovery Lombok sebagai hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak gempa. Bantuan diberikan di Dusun Lebah Sari, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Jumat (28/9).

Ketua Umum YBM PLN Sulistyo Biantoro mengatakan, dalam pembangunan huntara, YBM PLN menggandeng empat mitra seperti Dompet Dhuafa, Lembaga Zakat Al Azhar, Yayasan Kesejahteraan Madani, dan NFBUB.

"Kami di Lombok akan membangun 150 huntara dengan mengajak empat mitra yang memiliki pengalaman menbangun hunian dan insyaAllah tahan gempa," ujar Sulistyo.

Saat ini warga memerlukan adanya hunian yang lebih layak ketimbang yang ada di tenda pengungsian. Sulistyo menjelaskan, ratusan huntara akan dibangun di sejumlah titik yang ada di Lombok Utara, Lombok Barat, dan Lombok Timur, dengan biaya bervariasi antara Rp 15 juta hingga Rp 26 juta untuk satu rumah.

photo
Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN meresmikan rumah recovery Lombok di Dusun Lebah Sari, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Jumat (28/9).

"Angka ini bisa ditekan jika masyarakat menggunakan sisa puing bangunan yang masih bisa dimanfaatkan, dengan begitu warga juga tergerak ada kegiatan lupakan," kata dia.

Sulistyo menilai, kehadiran huntara dipandang penting bagi warga terdampak gempa mengingat akan datangnya musim penghujan dan sebagai persiapan agar masyarakat bisa kembali menjalani hidup secara normal kembali. Pembangunan huntara dilakukan di atas rumah warga yang sudah dibersihkan. Dengan begitu warga bisa kembali ke rumah dan meninggalkan lokasi pengungsian.

"Harapan kami, warga bisa terlindungi, punya tempat yang lebih aman dan busa meneruskan hidupnya," ucapnya.

Selain membangun huntara, YBM PLN juga memberikan bantuan senilai Rp 500 juta untuk warga yang rumahnya rusak sedang, dan Rp 100 juta untuk perbaikan masjid dan mushala.

Dewan Komisaris PLN Darmono mengajak masyarakat terdampak gempa untuk tetap bersyukur kepada Allah SWT dan menerima musibah ini sebagai ujian. Darmono mengaku pernah merasakan gempa pada 1978 di Lombok, saat ia bertugas di Lombok.

Darmono menyebutkan, total bantuan yang disalurkan PLN untuk bencana gempa di Lombok mencapai Rp 4 miliar. Ia mengajak masyarakat untuk terlibat dan memantau perkembangan pembangunan huntara.

Bupati Lombok Utara Najmul Ahyar mengucapkan terima kasih atas bantuan huntara yang diberikan YBM PLN. Dia menilai, bantuan huntara selaras dengan gerakan kembali ke rumah yang sedang digencarkan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara.

"Alhamdulillah YBM PLN bangunkan huntara, ini bentuk dukungan terhadap program Lombok Utara yaitu gerakan kembali ke rumah," kata Najmul.

Dia menilai, sudah saatnya warga yang tinggal di pengungsian untuk segera kembali ke rumah karena kondisi di pengungsian menimbulkan sejumlah persoalan, dari segi kesehatan hingga psikologis. Terlebih, dengan akan datangnya musim penghujan.

"Saya tidak bisa bayangkan ibu dan anak kecil tidur dengan tenda dan kemudian hujan, nanti tergenang, itu kondisi yang sangat memperihatinkan. Saya mewakili warga Lombok Utara mengucapkan terima kasih atas bantuan ini," ujar Najmul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement