REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Sohibul Iman, mengaku tidak gusar dengan hasil beberapa lembaga survei yang menyatakan elektabilitas calon presiden Prabowo Subianto tertinggal jauh dari pejawat, Joko Widodo. Bahkan menurutnya, itu hal yang wajar, karena sebelum diumumkan Joko Widodo sudah diketahui sebagai calon.
"Saya kira wajar saja ini kan baru mulai, sementara kalau incumbent mah sebelum disahkan sebagai calonpun sudah diketahui sebagai calon, sementara kalau Prabowo-Sandi baru diketahui sebagai calon kan, setelah disahkan," ujar Sohibul Iman saat ditemui di DPP PKS, Jumat (28/9).
Di samping itu, kata Sohibul Iman, kubu Prabowo-Sandiaga baru bergerak baru-baru ini. Namun, lanjutnya, harus dilihat dalam jangka waktu dua atau tiga bulan ke depan. Apakah nanti trennya naik atau turun, jika naik maka pihaknya akan semakin optimis untuk menatap pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Tidak hanya itu, menurutnya sangat mustahil jika saat ini elektabilitas Prabowo mengungguli Joko Widodo.
"Jadi mungkin dalam waktu awal ini kita melampui pak Jokowi itu mustahil tapi yang penting trennya kita naik atau tidak nanti dalam dua bulan tiga bulan kita lihat kalau trennya naik kita makin optimis," tutur Sohibul Iman.
Sebelumnya, hasil survei dari lembaga Indikator Politik Indonesia, menyebutkan bahwa pasangan calon Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin masih unggul dari pasangan Prabowo-Sandi apabila pemilihan presiden dilakukan hari ini. Dari hasil survei itu pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf mendapatkan 57,7 persen sedangkan pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan 32,3 persen dari total responden.