REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Tempat tinggal yang layak menjadi kebutuhan utama bagi para warga terdampak gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pascagempa bertubi-tubi yang melanda Pulau Lombok sejak akhir Juli hingga Agustus, ratusan warga terpaksa mengungsi dengan menggunakan peralatan seadanya seperti terpal untuk dijadikan tenda pengungsian.
Sejak saat itu juga, warga harus mendiami pengungsian. Kondisi tenda saat ini sudah tak sebaik saat-saat pertama digunakan. Kekhawatiran warga kian memuncak mengingat akan datangnya musim penghujan.
"Semakin lama tenda-tenda yang kita buat dari terpal akan rusak, bolong. Kalau hujan kita takut bocor dan masuk ke dalam tenda airnya," ujar warga Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, Muktamat kepada Republika.co.id, Jumat (28/9).
Pria paruh baya itu tak semata memikirkan nasibnya, melainkan keluarga besarnya. Dia mengaku memiliki delapan anak dan 20 orang cucu yang tinggal bersamanya di tenda pengungsian. Pasalnya, dia katakan, hampir seluruh rumah yang ada di kampungnya sudah rata dengan tanah. Adapun yang masih berdiri tentu tidak dapat ditempati lantaran sudah tidak layak huni.
Kini, Muktamat sedikit merasa lega dengan adanya bantuan rumah transisi yang dibangunkan Kementerian BUMN. Keluarganya kini merasa tenang karena sudah memiliki tempat tinggal yang lebih layak, meski bersifat sementara.
"Alhamdulillah ada rumah transisi seperti ini, terus juga ada mushala dan kamar mandi jadi kita tenang mau ibadah juga," lanjutnya.
Kepala Desa Kekait Muhammad Zaini menyampaikan terima kasih kepada BUMN yang telah membantu mendirikan rumah transisi bagi warga Kekait.
"Mari bersyukur kepada Allah SWT atas ragam nikmat yang telah diberikan kepada kita semua," kata Zaini di hadapan Menteri BUMN Rini Soemarno beserta sejumlah Dirut BUMN di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Jumat (28/9).
"Dulu hanya terpal, tiga minggu berselang sudah mulai robek, dan kita khawatir hujan," kata dia.
Sebagai apresiasi terhadap BUMN, Zaini menyebut kampungnya kini sebagai Kampung Mandiri, mengingat salah satu BUMN yang berkontribusi dalam pembangunan rumah transisi adalah Bank Mandiri. Apresiasi juga ia tujukan kepada PLN yang telah melistriki areal pengungsian di Kekait.
Zaini berharap ke depan BUMN bisa terus menambah jumlah rumah transisi bagi warganya, dan juga warga terdampak gempa di lokasi lain. Tak lupa Zaini menyampaikan aspirasi dari para ibu-ibu di lokasi pengungsian kepada PLN.