Jumat 28 Sep 2018 14:31 WIB

13 Ribu Balita Situbondo Alami Stunting

Anak stunting disebabkan karena kurangnya supan gizi ketika hamil.

Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil
Foto: BBC
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil

REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Jumlah balita stunting atau balita pendek (tinggi balita tidak sesuai umur) di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Jatim), masih cukup tinggi. Bahkan jumlah kasusnya tertinggi ketiga di provinsi itu.

"Sesuai data Februari 2018 yang masuk 58 persen, dari jumlah 44.386 balita tercatat sebanyak 30,3 persen balita yang memiliki tinggi tidak sesuai umur (balita pendek) atau sebanyak 13.438 balita stunting," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Situbondo, Abu Bakar Abdi di Situbondo, Jumat (28/9).

Situbondo yang merupakan tertinggi ketiga kasus stunting di Jatim dikarenakan ibu hamil asupan gizi kurang mencukupi (berawal sejak berada dalam kandungan) dan pola hidup. Sehingga balitanya cenderung menjadi calon stunting.

Edukasi Terhadap Ibu Terkait Stunting Perlu Ditingkatkan

Untuk memberikan pemahaman terkait pencegahan balita pendek, menurut Abu Bakar Abdi, Dinkes telah menggencarkan sosialisasi melalui puskesmas dan posyandu yang bekerja sama dengan lintas sektor dan lintas program.

"Ibu hamil disarankan untuk memenuhi asupan gizi, utamanya zat gizi mikro yang kaya vitamin dan mineral serta tidak mengonsumsi makanan siap saji," ucapnya.

Ia menambahkan, Dinkes tidak bisa bekerja sendiri untuk mencegah balita pendek atau bekerja sendiri, akan tetapi harus bekerja sama dengan PKK dan dinas terkait yang mendukung hidup sehat.

"Namun demikian kami heran, meskipun Situbondo dinyatakan tinggi kasus balita pendek (bukan cebol), Situbondo tidak mendapat program stunting dari pemerintah pusat," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement