REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meninjau pembangunan Rumah Ramah Gempa (RRG). Rumah-rumah tersebut dibangun Kementerian BUMN dan sinergi BUMN seperti Bank Mandiri, Pertamina, Perusahaan Listrik Negara (PLN), Krakatau Steel, hingga Telkom.
"Kebanyakan rumah mereka hancur dan tinggal di tenda-tenda pengungsian, ini dikhawatirkan nanti saat musim hujan tiba," ujar Rini saat meninjau pembangunan rumah transisi di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Jumat (28/9).
Rini mengatakan, Rumah Ramah Gempa merupakan rumah transisi bagi warga terdampak gempa untuk tinggal sembari menunggu pembangunan rumah permanen oleh pemerintah pusat. "Kita menargetkan 1.500 rumah transisi bisa terbangun di empat titik yakni, Desa Kekait dan Guntur Macan (Lombok Barat), Sembalun (Lombok Timur), dan Pemenang (Lombok Utara)," lanjutnya.
Rini mengaku telah berkunjung ke lokasi pengungsian di Kekait, sepekan pascagempa. Dari kunjungannya tersebut, dia mengajak BUMN bersinergi membangun rumah transisi.
Rumah Ramah Gempa sinergi BUMN.
"Waktu itu saya merasa kasihan kalau hujan bagaimana dengan tenda yang ada. Seperti (bencana) di Aceh, tenda itu tidak bisa bertahan lama. Akhirnya kita sinergi dengan perusahaan negara untuk mengurangi beban korban gempa," ucap dia.
Rini menilai, program pembangunan rumah permanen oleh pemerintah pusat akan memerlukan waktu yang tidak sebentar. Sehingga perlu adanya hunian sementara bagi warga terdampak gempa.
"Semoga bisa bermanfaat buat bapak dan ibu sekalian, dan juga agar anak-anak bisa dengan nyaman kembali sekolah," kata Rini.
Rini menyebutkan, hingga saat ini sudah sekitar 900 rumah transisi yang berhasil dibangun. Dia menargetkan 1.500 rumah transisi mampu terealisasi sebelum akhir Oktober sebagai antisipasi datangnya musim penghujan. Selain rumah transisi, BUMN juga membangun sarana MCK, mushala, aula bersama, hingga fasilitas internet gratis.