Jumat 28 Sep 2018 08:50 WIB

Kabut Asap Tebal Selimuti Pagi di Kota Sampit

Asap berbau gosong bekas lahan terbakar tercium bersama kabut yang datang.

Warga melintas di jalan yang diselimuti kabut asap (ilustrasi)
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Warga melintas di jalan yang diselimuti kabut asap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Kabut asap cukup tebal menyelimuti Sampit, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Jumat (28/9). Kabut asap tersebut mulai mengganggu aktivitas masyarakat setempat. "Kabutnya hari ini cukup tebal. Saya sangat yakin ini akibat kebakaran lahan karena bau gosong bekas lahan terbakar tercium sekali. Mudah-mudahan tidak bertambah parah," kata Yadi, warga Sampit.

Kabut cukup tebal sangat terasa sekitar pukul 06.00 WIB ketika masyarakat Sampit mulai berktivitas. Kabut tebal terlihat hampir di semua kawasan di pusat kota, terlebih di Jalan Tjilik Riwut, Pemuda, Sudirman dan Pramuka. Di beberapa lokasi yang cukup parah, kepekatan kabut embun dan asap itu membuat jarak pandang tidak sampai 50 meter. Untuk menghindari kecelakaan, pengendara menyalakan lampu kendaraan agar terlihat oleh pengendara dari arah berlawanan.

Kabut cukup tebal juga terjadi di kawasan bantaran Sungai Mentaya. Kawasan seberang sungai tidak terlihat karena tertutup asap pekat. Motoris kelotok terpaksa mengurangi kecepatan dan sesekali membunyikan klakson atau sirine untuk memberi tanda posisi mereka agar tidak bertabrakan dengan kelotok dari arah berlawanan.

Sebagian masyarakat menggunakan masker agar tidak terhirup asap bercampur debu kebakaran lahan. Para pelajar yang berangkat sekolah umumnya dipasangkan masker oleh orangtua mereka agar kesehatan tidak terganggu akibat asap.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun H Asan Sampit Nur Setiawan mengatakan, pantauan satelit menunjukkan terdapat 52 titik panas atau hot spot terpantau di sejumlah kecamatan di Kotawaringin Timur. "Asap cukup pekat terjadi sekitar pukul 07.00 sampai 07.30 WIB. Kami mengimbau masyarakat mencegah kebakaran lahan karena saat ini potensinya meningkat," jelasnya.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Rihel menyebutkan kebakaran lahan memang kembali terjadi di seputaran Sampit. Kabut asap yang terjadi pagi ini diakui memang lebih tebal dibanding yang terjadi sebelumnya.

"Untuk seputaran dalam kota Sampit, kemarin kebakaran lahan terjadi di kawasan lingkar Selatan dan Jalan Nyai Enat. Tapi asap pagi ini memang cukup tebal. Jarak pandang tidak sampai 50 meter," ujarnya.

Rihel mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peduli dalam membantu mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Asap akibat kebakaran lahan akan menimbulkan dampak sangat buruk bagi semua orang.

Tahun 2015 lalu Kotawaringin Timur dilanda kabut asap sangat parah. Dampaknya sangat mengganggu kegiatan perekonomian, kesehatan, pendidikan dan lainnya. Seluruh masyarakat diminta bersama-sama pemerintah mencegah agar musibah kabut asap tidak sampai terjadi lagi.

Sementara itu, sekitar pukul 07.30 WIB asap berangsur berkurang. Cahaya matahari dan mulai kencangnya tiupan angin membuat konsentrasi asap berkurang hingga akhirnya hilang.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement