Kamis 27 Sep 2018 20:54 WIB

Eni Sebut Ada Pembahasan Khusus di Kediaman Airlangga

Airlangga membenarkan ada pertemuan di rumahnya.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
Tersangka kasus dugaan suap PLTU Riau-1 Eni Maulani Saragih berjalan untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Kamis (27/9).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Tersangka kasus dugaan suap PLTU Riau-1 Eni Maulani Saragih berjalan untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Kamis (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mantan wakil ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih kembali membeberkan ihwal pertemuan di kediaman Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Diketahui, Eni sebelumnya mengungkapkan sempat ada pertemuan  di kediaman Airlangga usai Menteri Perindustrian itu resmi menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Pertemuan tersebut juga dihadiri dua orang tersangka suap PLTU Riau lainnya. Yakni mantan Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham, dan pemegang saham Blackgold Natural Recourses Limited Johannes B Kotjo.

"Di situ (rumah Airlangga) ada pembahasan khusus,"kata Eni, usai menjalani pemeriksaan, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (27/9).

Saat ditanyakan pembahasan khusus yang dibahas, Eni tidak merincinya secara detil. "Apa yang dibicarakan itu sudah saya sampaikan semuanya kepada penyidik," ujanya.

Namun, lanjut Eni, terkait pemakaian uang suap PLTU Riau senilai Rp 2 miliar untuk keperluan Munaslub Golkar tidak dibicarakan di kediaman Airlangga karena pemakaian uang itu sudah ada dalam kesepakatan sebelumnya. "Itu kan sudah setelahnya, pokoknya untuk pemakaian uang pun sudah saya jelaskan kepenyidik," terangnya.

Politikus Partai Golkar itu sebelumnya pernah mengaku keterlibatannya dalam kasus PLTU Riau-1 lantaran tugasnya sebagai anggota partai berlambang pohon beringin. Oleh sebab itu,  Eni meminta Partai Golkar untuk mengembalikan lagi uang dari kesepakatan kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau-1. Diketahui, sampai saat ini pengrus Golkar baru mengembalikan Rp700 juta yang disinyalir merupakan aliran dana yang digunakan untuk Munaslub Golkar akhir tahun lalu.

"Tapi kalau itu digunakan untuk Munaslub Golkar atau kegiatan Golkar, ya saya mohon Golkar untuk mengembalikan," ujar Eni.

Eni juga mengaku bakal mengembalikan sisa uang suap proyek PLTU Riau-I yang ia dapat dari bos Blackgold Natural Resources Limited Johannes Budisutrisno Kotjo (JBK) ke KPK. Namun, ia belum mau menyebut jumlah uang yang bakal diserahkan ke KPK.

"Mungkin besok saya juga akan mengembalikan uang yang saya pernah terima dari Pak Johannes Kotjo," kata Eni.

"Saya pasti berusaha, saya cicil dan Insyaallah semua yang pernah saya terima," tambahnya. Eni memang sudah mengembalikan sebagian aliran uang suap PLTU Riau-I kepada KPK. Hingga saat ini, tercatat total uang yang dikembalikan Eni senilai Rp500 juta.

Eni juga mengamini adanya pertemuan yang dilakukan untuk membahas proyek PLN senilai 900 juta dollar AS tersebut di kediaman Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto. Kepada penyidik Eni sudah mengungkapkan beberapa kali bertemu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama Johannes B Kotjo dan mantan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham serta Ketua Fraksi Golkar Melchias Marcus Mekeng, Namun, Eni tak merinci pertemuan lainnya yang mereka lakukan.

"Beberapa tempat memang. Sudah saya sampaikan juga di penyidik," ujarnya.

Sebelumnya, Airlangga mengklarifikasi tudingan keterlibatan dirinya dalam kasus dugaap suap proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Riau-1. Airlangga membenarkan pernah  ada pertemuan di rumahnya. 

Namun, Airlangga menyatakan, tidak ada pembicaraan terkait bisnis, proyek, atau saham perusahaan tertentu dalam pertemuan tersebut. Dalam pertemuan, hanya ada pembicaraan antara pimpinan partai dan fungsionaris partai lainnya. 

Ia juga menegaskan tidak pernah mengetahui ada rencana pertemuan sebelumnya, termasuk tidak menyetujuinya. Ia menceritakan pada 17 Januari 2018, Idrus, yang baru dilantik menjadi menteri sosial, mendatangi rumahnya. 

Baca Juga: Sulitnya Golkar Menyatukan Suara di Pilpres

Ternyata, ia menerangkan, Idrus tidak datang sendiri. Ia mengatakan Idrus datang bersama Yohannes Kotjo dan Eni. “Sebagai ketua umum Golkar, saya tidak bisa membatasi atau melarang orang yang boleh ketemu saya," tegas Airlangga di Aula DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu.

Airlangga menambahkan, pendanaan Partai Golkar telah terprogram. Ia juga tidak pernah memerintahkan atau meminta kader Partai Golkar atau siapapun mencari dana yang tidak benar untuk kepentingan atau kegiatan partai. 

Saat melakukan konferensi pers tersebut, Airlangga didampingi beberapa pengurus DPP Partai Golkar lainnya. Mereka, yakni Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk Paulus; Koordinator Bidang Perempuan, Pemuda, dan Inovasi Sosial Agus Gumiwang; Wakil Ketua Komisi I DPR RI Satya Yudha, dan beberapa orang lainnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement