Kamis 27 Sep 2018 13:18 WIB

PLN Prediksi Kondisi Kelistrikan Lampung Mulai Normal

Kondisi kelistrikan di Lampung krisis menyusul belum normalnya PLTU Sebalang.

Jaringan listrik PLN, ilustrasi
Foto: Antara
Jaringan listrik PLN, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Direktur Bisnis PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Regional Sumatera, Wiluyo Kusdwiharto, memprediksi kondisi kelistrikan Lampung mulai normal. Ini setelah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan dan Sebalang mulai masuk sistem Lampung kembali.

"Pada Rabu (26/9) malam kondisi kelistrikan Lampung mulai normal kembali menyusul kedua PLTU itu yang mengalami perbaikan sudah masuk sistem lagi," kata dia di Bandarlampung, Kamis (27/9).

Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pegawai PLN di Provinsi Lampung karena di tengah kondisi kelistrikan Lampung yang sedang krisis saat ini, seluruh pegawai masih bersemangat untuk bekerja. Terlebih, lanjutnya, saat ini konsumsi tenaga listrik Lampung mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni beban puncak tertinggi diangka 1.041 MW. Hal tersebut diharapkan juga berdampak pada peningkatan perekonomian Provinsi Lampung.

General Manager PLN Distribusi Lampung, Julita Indah, menjelaskan, pada Selasa  (25/9) malam, Provinsi Lampung mengalami defisit daya mencapai 181 MW. Namun, menurutnya, sejak Rabu (26/9) malam sekitar pukul 21.45 WIB, PLTU Sebalang mulai masuk ke sistem Lampung. Ditargetkan PLTU Sebalang unit satu mampu menyuplai 60 MW dan PLTU Tarahan unit empat juga masuk sistem sebesar 85 MW.

Karena itu, daya mampu pembangkit diprediksi akan meningkat menjadi 678 MW dan didukung dengan transfer interkoneksi Sumbagsel sebesar 320 MW. Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik provinsi Lampung yang diprediksi sebesar 987 MW.

Sejak beberapa pekan terakhir kondisi kelistrikan di Lampung mengalami krisis menyusul belum normalnya PLTU Sebalang yang mengalami kerusakan akibat kebakaran. Kemudian disusul PLTU Tarahan yang juga mengalami kerusakan. Akibatnya terjadi pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PLN.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement