REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) sedang melakukan persiapan untuk reaktivasi jalur kereta Stasiun Cibatu-Garut. Salah satu hal yang tengah dipersiapkan adalah terkait desain dari Stasiun Garut, Jawa Barat.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro menyatakan, sudah meminta kepada jajarannya untuk mempertahankan aspek heritage dari bangunan Stasiun Garut. Hal ini ia tekankan agar stasiun tersebut memiliki daya tarik tersendiri saat stasiun tersebut beroperasi.
"Sedapat mungkin sisi heritage-nya tidak berubah," kata Edi Sukmoro saat meninjau Stasiun Garut dalam rangka persiapan pengaktifan kembali kereta api komersial di Garut, Rabu (26/9). Ia menuturkan, telah meminta gambaran bentuk asli bangunan Stasiun Garut tersebut, untuk selanjutnya yang memiliki nilai daya tarik bangunan untuk tetap dipertahankan.
Bangunan Stasiun Garut yang dibangun pada zaman kolonial itu, lanjut dia, masih memiliki nilai daya tarik yang nantinya akan dipadukan dengan konsep modern. Diharapkan, keberadaan kereta api di Garut dapat mendorong sektor pariwisata sekitarnya sehingga memberikan keuntungan bagi masyarakat Garut.
Selain di Garut, kata dia, jalur kereta api yang sudah lama tidak beroperasi seperti Rancaekek-Tanjungsari, Bandung-Ciwidey, kemudian Banjar-Pangandaran juga akan segera diaktifkan kembali. Menurutnya, jalur kereta tersebut memiliki nilai jual, termasuk mampu mendorong sektor pariwisata di Jawa Barat.
"Pasti kehadiran kerata akan mendorong sektro wisata. Apalagi Pangandaran, jalur ke Pangandaran kalau disambung ada empat terowongan yang bagus," katanya. Oleh karena itu, ia berharap, seluruh jalur kereta yang memiliki daya tarik wisata itu dapat membangkitkan ekonomi masyarakat setempat.