REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Program transmigrasi kembali berlanjut di DIY. Kali ini, sebanyak 21 Kepala Keluarga (KK) atau 72 jiwa diberangkatkan menuju Tanjung Buka SP 6B Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
Mereka dilepas oleh Sekjen Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Anwar Sanusi dan Wakil Gubernur DIY Sri Paku Alam X pada acara Pelepasan Transmigran Lokasi Tanjung Buka SP 6B Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara. Pada kesempatan ini juga dilakukan Penandatanganan MoU Pelaksanaan Transmigrasi antar Pemerintah Daerah dengan Sharing APBD Program Tahun 2019, di Bangsal Kepatihan Yogyakarta.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY, Andung Prihadi, menjelaskan para transmigran tersebut berasal dari Kabupaten Bantul sebanyak tujuh KK (23 jiwa), Sleman sembilan KK, dan Kota Yogyakarta lima KK (17 jiwa). Menurutnya, mereka merupakan bagian dari 97 KK yang ikut program transmigrasi pada tahun ini.
Para calon transmigran itu rencananya ditempatkan di 10 lokasi, termasuk di Kabupaten Bulungan. Ia menambahkan, mulai tahun ini pula, anggaran program transmigrasi menggunakan sistem sharing APBD kabupaten/kota yang merupakan pertama kali di Indonesia. Dana sharing tersebut untuk membangun rumah transmigran, jamban, serta sarana air bersih.
Bupati Bulungan Sujati mengungkapkan, nantinya setiap KK mendapat jatah lahan seluas dua hektare dan jatah hidup berupa beras, bumbu-bumbu, dan lain-lain selama 18 bulan. Harapannya, program transmigrasi dapat meningkatkan kesejahteraan bagi para transmigran dan berkontribusi untuk pembangunan.
"Apalagi lokasi yang digunakan untuk transmigrasi merupakan daerah program pangan yang bisa ditanami padi, kedelai, dan jagung. Diharapkan dalam waktu delapan bulan sudah bisa ditanam,” jelas dia.
Sementara itu, Sekjen Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Anwar Sanusi mengatakan tahun ini jumlah transmigran sebanyak 1.332 KK yang dikirim ke 13 lokasi. Semula, pihaknya menargetkan sebanyak 20 ribu KK selama 2014-2019 tetapi tidak bisa terpenuhi karena berbagai kendala. Seperti persiapan untuk clear and clean lahan butuh waktu cukup lama hingga kesiapan administrasi.
Anwar menambahkan, para transmigran dari DIY ini diberangkatkan menuju lokasi transmigrasi dengan menggunakan transportasi pesawat terbang. Ia menyebutkan bahwa hal ini baru pertama kali dilakukan pemberangkatan transmigran dengan pesawat terbang.
“Karena sebelumnya kerap menggunakan angkutan kapal laut yang mungkin memakan waktu 4-5 hari sampai ke tujuan. Kami ingin segera mereka memulai kegiatan di tanah harapan baru," ujarnya.
Lebih Lanjut Anwar Sanusi mengatakan transmigrasi yang dilaksanakan saat ini bukan semata-mata memindahkan penduduk, tetapi bagaimana bisa menciptakan kawasan permukiman baru yang diiharapkan menjadi pusat pertumbuhan yang akan membangkitkan kualitas kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi.
Ia mengakui, program transmigrasi telah menjadi triger munculnya perkotaan permukiman baru. Saat ini, papar dia, sudah ada dua provinsi lahir dari transmigrasi di antaranya Provinsi Kalimantan Utara, 193 kabupaten, dan 1.183 desa. Hal ini membuktikan peran transmigrasi yang signifikan bagi tumbuhnya wilayah tujuan transmigran.