Rabu 26 Sep 2018 10:00 WIB

NTB Bantu Pemenuhan Stok Beras Dua Provinsi

Bulog NTB akan membantu suplai beras ke Bali dan NTT.

Bulog Divre Sumbar terpaksa menyewa gudang milik swasta untuk menampung 7.500 ton beras impor asal Vietnam. Bila impor tetap dilanjutkan, maka Bulog harus menyewa gudang lain dengan biaya ratusan juta perbulan.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Bulog Divre Sumbar terpaksa menyewa gudang milik swasta untuk menampung 7.500 ton beras impor asal Vietnam. Bila impor tetap dilanjutkan, maka Bulog harus menyewa gudang lain dengan biaya ratusan juta perbulan.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Di tengah kondisi perbaikan dan bangkit kembali pascagempa, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mampu memberikan bantuan suplai beras ke wilayah lain. Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional NTB membantu pemenuhan stok beras Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur melalui penugasan pemindahan sebagian hasil penyerapan dari petani.

Kepala Bulog Divisi Regional NTB Ramlan UE di Mataram, Rabu (26/9) menyebutkan total stok beras yang sudah dipindahkan dari NTB sebanyak 18.900 ton periode Januari-Agustus 2018. "Jumlah stok beras yang dikirim ke Bulog Divre NTT sebanyak 16.350 ton dan ke Bali 2.550 ton," katanya.

Rencananya, kata dia, pemindahan stok beras sebanyak 4.000 ton ke Bulog Divre NTT akan kembali dilakukan. Namun masih menunggu instruksi dari Direksi Bulog di Jakarta.

Ramlan menjelaskan pemindahan sebagian stok beras ke daerah lain bertujuan untuk menjaga kualitas kebutuhan pokok tersebut. Di samping pemenuhan stok di provinsi yang produksinya relatif tidak banyak. "Stok yang tersimpan di gudang harus paling lama satu tahun agar kualitas rasa tetap terjaga dan tidak bau serta berkutu," ujarnya.

Meskipun mengirim beras ke daerah lain, Ramlan menjamin persediaan beras untuk kebutuhan warga NTB, baik untuk program beras sejahtera (rastra) dan komersial sebanyak 6.000 ton per bulan tetap terjaga. Stok beras yang tersedia di 16 komplek gudang yang tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, relatif banyak dan mampu memenuhi kebutuhan warga NTB hingga 13 bulan ke depan.

Proses pengadaan, lanjut dia, juga masih terus berjalan meskipun dalam kondisi musim paceklik. Pasalnya, masih ada panen padi terutama di sentra-sentra produksi yang memiliki jaringan irigasi dan ketersediaan air mencukupi.

Bulog NTB mentargetkan pengadaan beras sebanyak 150 ribu ton pada 2018. Dari jumlah tersebut, sudah terealisasi sebanyak 110 ribu ton hingga pertengahan September. "Jadi kami masih memungkinkan untuk melakukan pemindahan stok ke daerah lain. Tidak hanya NTT dan Bali, tapi bisa juga ke Papua tergantung instruksi," kata Ramlan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement